Ekonomi Malaysia. Foto: Unsplash.
Sri Lanka: Sri Lanka akan memulai pembicaraan mengenai perjanjian perdagangan bebas dengan Malaysia sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan dagang guna mendukung pemulihan negara tersebut dari krisis keuangan.
Kekeringan mata uang dolar AS yang parah pada 2022 menyebabkan inflasi Sri Lanka melonjak hingga mencapai 70 persen, mata uangnya terjun bebas dan menyebabkan perekonomian berkontraksi sebesar 7,3 persen.
Untuk membantu mendukung pemulihan, Sri Lanka mengadakan negosiasi dengan banyak negara mengenai perjanjian perdagangan bebas, dan menandatangani perjanjian dengan Thailand pada Februari.
"Kita perlu mendorong perdagangan yang lebih kuat untuk keluar dari krisis ini dan Malaysia memiliki hubungan yang kuat dengan Sri Lanka untuk membantu proses ini,” kata juru bicara Kabinet Sri Lanka Bandula Gunawardana dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 13 Juni 2024.
Dia tidak mengatakan kapan negosiasi formal akan dimulai. Perdagangan antara Malaysia dan Sri Lanka bernilai USD934 juta pada 2023. Sri Lanka terutama mengekspor permata, garmen dan ikan ke Malaysia dan mengimpor minyak sawit, produk minyak bumi, dan pupuk.
Indonesia dan Sri Lanka berencana menandatangani perjanjian perdagangan preferensial pada bulan Maret mendatang. Kolombo juga sedang melakukan pembicaraan dengan Bangladesh mengenai perjanjian perdagangan bebas dan telah memulai kembali pembicaraan untuk memperluas perjanjian yang sudah ada dengan India.
Negara kepulauan di Asia Selatan ini diproyeksikan akan mencatat pertumbuhan sebesar 3 persen pada tahun 2024 setelah mengalami kontraksi selama dua tahun.