Pertemuan Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel dengan delegasi parlemen Jepang. (Istimewa)
Jakarta: Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel menerima kunjungan delegasi parlemen Jepang di rumah dinas wakil ketua DPR RI di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Rabu, 28 Juni 2023. Ada tiga anggota parlemen Jepang melakukan kunjungan ke Indonesia, yakni Wada Yushiaki, Ozaki Masanao, dan Matsumoto Hisashi.
Dalam pertemuan itu hadir pula Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji. Sedangkan Gobel didampingi Ratih Megasari Singkaru dan M Farhan. Gobel mengatakan, kehadiran Jepang di Indonesia bukan hanya berinvestasi, tapi juga untuk membangun sumber daya manusia Indonesia.
"Jadi bukan hanya soal uang tapi juga mempunyai dimensi pembangunan sumberdaya manusia dan pengembangan lingkungan hidup," kata Gobel, dalam keterangan resmi yang diterima pada Sabtu, 1 Juli 2023.
Selain bertemu Gobel, mereka juga melakukan kunjungan ke Yayasan Matsushita-Gobel yang bergerak di bidang pengembangan sumber daya manusia. Mereka juga mengunjungi perusahaan-perusahaan Jepang maupun proyek investasi Jepang di Indonesia.
Dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam itu, banyak hal yang dibicarakan. Seperti situasi politik global, perubahan iklim, ancaman krisis pangan dunia, investasi, serta yang utama soal pembangunan sumber daya manusia, pendidikan, kesehatan, pertanian serta perikanan.
Gobel mengungkap hubungan kedua negara berjalan baik selama 65 tahun ini. Hingga kini, tak mengalami masalah.
"Ini karena keduanya saling menghormati, saling memberi manfaat, dan lebih menekankan hubungan dari hati ke hati, bukan pocket to pocket. Benefit itu hanya akibat dari hadirnya rasa saling percaya," ujar Gobel.
Gobel mengungkap Jepang hadir di Indonesia bukan hanya untuk membuat produk lalu menjualnya. Tapi, yang utama dan pertama adalah membangun sumber daya manusianya terlebih dulu.
"Sebelum membuat produk maka yang pertama harus dilakukan adalah menyiapkan sumber daya manusianya. Dalam budaya Jepang tidak ada konsep mempekerjakan manusia tapi memanusiakan manusia. Contohnya investasi otomotif Jepang di Indonesia yang sangat mengakar. Ini karena dimulai dengan penyiapan sumber daya manusia. Jadi transfer teknologi sudah terjadi. Dimulai dengan transfer of job lalu transfer of know how, dan akhirnya substansi transfer of technology. Itulah tahap-tahap transfer teknologi," jelas dia.
Karena itu dalam investasi Jepang di Indonesia, kata Gobel, Jepang tak membawa banyak tenaga kerja. Hal itu, bisa dilihat pada investasi di bidang otomotif maupun dalam pembangunan MRT di Jakarta.
Lebih lanjut, Gobel mengatakan Indonesia memiliki sumber daya alam dan pasar yang besar. Sedangkan Jepang memiliki keunggulan di bidang teknologi dan pengalaman sebagai negara yang maju lebih dulu.
"Jadi kedua negara saling melengkapi kelebihan dan kekurangan masing-masing. Investasi Jepang juga membuka lapangan kerja yang besar bagi penduduk Indonesia. Produk Jepang di Indonesia juga diekspor ke negara-negara lain. Ini bukti adanya transfer teknologi. Ke depan, bagaimana memperkuat investasi di bidang pertanian, pangan, dan kesehatan. Hubungan di bidang pendidikan yang sudah bagus harus ditingkatkan lagi," ungkap Gobel.
Wada Yoshiaki, yang memimpin delegasi parlemen Jepang, mengatakan, Jepang menawarkan kerja sama pertahanan seperti menjaga perbatasan laut, kerja sama pendidikan, pertukaran pemuda, dan magang serta pelatihan kerja di Jepang.
"Saya berharap apa yang kita diskusikan bisa diwujudkan, bukan hanya dibicarakan," kata dia.
Sementara itu, Matsumoto Hisashi, yang sebelumnya adalah seorang dokter berpengalaman praktik 30 tahun, mengajak Indonesia untuk memperkuat kerja sama di bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial. Sedangkan Ozaki Masanao, yang sebelumnya 12 tahun menjadi gubernur, mengatakan, Jepang banyak membutuhkan tenaga kerja yang bisa diisi oleh tenaga kerja dari Indonesia.
Menanggapi hal itu, Gobel mengatakan lembaga pendidikan di Jepang kekurangan siswa, sedangkan Indonesia justru butuh lembaga pendidikan yang lebih banyak dan lebih berkualitas.
"Ini bisa saling mengisi," kata Gobel.
Anggota DPR Komisi X Ratih Megasari Singkaru menambahkan Indonesia butuh pendidikan vokasi dan politeknik yang berkualitas dan jumlah yang lebih banyak lagi. "Tentu baik sekali jika pelajar Indonesia bisa mengikuti pendidikan vokasi tingkat menengah dan politeknik di Jepang," kata dia.
Kemudian, anggota DPR Komisi I M Farhan berharap Jepang bisa bekerja sama dengan Indonesia dalam pengamanan laut Indonesia. "Sejak covid-19, anggaran penjagaan perbatasan laut dikurangi hingga 50 persen," ungkap Farhan.
Tentang hal ini, Wada langsung menanggapi. "Jepang memiliki teknologi yang baik dalam menjaga perbatasan laut," kata Wada.
Menanggapi pernyataan para anggota parlemen Jepang tersebut, Gobel mengungkap Jepang memiliki peluang yang baik untuk berinvestasi di bidang kesehatan.
"Sekitar 95 persen alat kesehatan Indonesia masih impor. Indonesia juga masih kekurangan dokter, apalagi dokter spesialis. Jadi Indonesia dan Jepang bisa menjalin kerja sama yang baik di bidang kesehatan ini. Industri Kesehatan termasuk industri strategis dan bisa dikembangkan menjadi industri pertahanan," jelas Gobel.
Selain itu, pertemuan tersebut juga membahas pembangunan Ibuka Kota Negara (IKN). Gobel memastikan Jepang siap berinvestasi.
"Jepang siap berinvestasi. Bahkan para pengusahanya sudah datang ke IKN,” kata Gobel.