Emas Masih Bearish, Investor Menanti Risalah FOMC The Fed

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Emas Masih Bearish, Investor Menanti Risalah FOMC The Fed

Eko Nordiansyah • 20 August 2025 11:41

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) kembali melemah pada Rabu, 20 Agustus 2025, diperdagangkan di kisaran USD3.317. Sehari sebelumnya, harga sempat anjlok hingga sekitar USD3.314, seiring penguatan indeks dolar AS (DXY) selama dua hari berturut-turut.

Tekanan ini muncul di tengah meningkatnya spekulasi konflik Rusia-Ukraina berpotensi memasuki jalur negosiasi. Harapan tercapainya gencatan senjata membatasi minat investor terhadap aset safe haven seperti emas, yang biasanya diuntungkan dari ketidakpastian global.

Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, tekanan jual emas semakin dominan setelah perkembangan geopolitik menunjukkan adanya hasil positif dari rangkaian pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, serta para pemimpin Eropa.

“Berdasarkan kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini, tren bearish masih cukup kuat pada XAU/USD. Sentimen pasar cenderung menekan harga emas lebih dalam, seiring ekspektasi jalur diplomasi antara Moskow dan Kyiv mulai terbuka,” ujar Andy Nugraha.

Dari sisi teknikal, Andy menambahkan emas berpotensi melanjutkan pelemahannya hingga menguji area support penting di USD3.298. Namun, jika harga gagal menembus level tersebut, peluang koreksi jangka pendek bisa muncul dengan target kenaikan terdekat di sekitar USD3.325.

“Pergerakan harga hari ini akan sangat ditentukan oleh apakah tekanan bearish mampu menembus area support atau justru tertahan untuk kemudian mengalami rebound sementara,” imbuh dia.
 

Baca juga: 


(Ilustrasi emas. Foto: Dok MI)

Pasar mencermati perkembangan fundamental di AS

Data perumahan terbaru menunjukkan hasil yang beragam. Penjualan rumah baru di Juli naik 5,2 persen, melebihi ekspektasi pasar, sementara izin mendirikan bangunan justru mengalami penurunan. Data ini menandakan adanya ketidakseimbangan dalam sektor perumahan AS, yang bisa menjadi pertimbangan The Fed dalam kebijakan moneter mendatang.

Dari sisi kebijakan bank sentral, Gubernur Federal Reserve, Michelle Bowman, kembali menegaskan The Fed masih berada di jalur untuk memangkas suku bunga sebanyak tiga kali pada akhir tahun.

Meski demikian, ia juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas tenaga kerja, sehingga keputusan bank sentral tetap akan berhati-hati. Pernyataan ini ikut memengaruhi ekspektasi pasar terhadap arah suku bunga, yang berhubungan langsung dengan daya tarik emas.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun tipis ke 4,30 persen, dan indeks dolar AS (DXY) menguat 0,13 persen ke level 98,23. Kenaikan dolar memberikan tekanan tambahan bagi emas, mengingat hubungan negatif antara keduanya: ketika dolar menguat, harga emas cenderung tertekan.

Menjelang akhir pekan, fokus pasar akan tertuju pada risalah rapat The Fed (FOMC) terbaru dan pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell yang dijadwalkan pada Kamis dini hari nanti. Investor akan mencari sinyal yang lebih jelas terkait arah kebijakan suku bunga ke depan, yang berpotensi menjadi katalis utama bagi pergerakan harga emas.

“Pergerakan emas hari ini masih rawan tekanan lanjutan. Jika sentimen geopolitik tetap positif dan dolar AS terus menguat, emas berpotensi menurun lebih dalam. Namun jika pasar mulai ragu dengan prospek negosiasi atau The Fed memberi sinyal dovish, peluang rebound tetap terbuka,” kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)