Gawat! 3 Bulan Lagi Ekonomi AS Diprediksi Masuk Resesi

Ilustrasi ekonomi Amerika Serikat. Foto: Freepik.

Gawat! 3 Bulan Lagi Ekonomi AS Diprediksi Masuk Resesi

Eko Nordiansyah • 8 March 2025 16:41

Jakarta: Perekonomian Amerika Serikat (AS) berada di jalur yang tepat untuk memasuki resesi dalam tiga bulan ke depan. Chief Global Strategist di BCA Research Peter Berezin mengatakan probabilitas 75 persen akan terjadinya resesi AS dalam waktu dekat.

"Meskipun metrik-metrik yang dilacak NBER untuk menentukan tanggal dimulainya resesi masih terlihat cukup jinak di bulan Januari, data yang lebih baru menunjukkan bahwa ekonomi AS mencapai kecepatan yang rendah," tulis Peter Berezin dalam sebuah laporan dikutip dari Investing.com, Sabtu, 8 Maret 2025.

BCA menyoroti beberapa faktor yang berkontribusi terhadap memburuknya prospek. Tingkat lowongan pekerjaan telah kembali ke tingkat sebelum pandemi, tabungan rumah tangga yang berlebih telah habis, dan suku bunga KPR di atas enam persen sekarang berlaku untuk sebagian besar pemilik rumah.

Meningkatnya tunggakan kartu kredit, kredit kendaraan bermotor, dan real estat komersial semakin menunjukkan tekanan keuangan, sementara kepercayaan konsumen melemah dan pengumuman PHK meningkat.

"Resesi sering kali dimulai ketika sebuah ekonomi menjadi rentan terhadap penurunan dan kemudian terkena guncangan. Begitu hal itu terjadi, biasanya muncul lingkaran umpan balik yang memperkuat tekanan ke bawah pada pertumbuhan. Saat ini, AS berada di ambang rentetan berita ekonomi yang buruk," ujar Berezin.

Menanggapi perkembangan negatif ini, BCA menyarankan para investor untuk tetap mempertahankan posisi underweight pada saham dan overweight pada kas.
 

Baca juga: 

Pernyataan Petinggi The Fed 'Bawa Terbang' Wall Street



(Ilustrasi Amerika Serikat. Foto: Unplash)

Ketidakpastian kebijakan perdagangan dan fiskal

Perlambatan ekonomi diperparah oleh ketidakpastian kebijakan perdagangan dan kondisi fiskal. Berezin memperingatkan bahwa estimasi konvensional mungkin mengecilkan dampak dari gangguan perdagangan yang sedang berlangsung, dengan alasan bahwa peningkatan aktivitas manufaktur di luar AS baru-baru ini sebagian besar merupakan hasil dari pembelian di muka menjelang kenaikan tarif yang diharapkan.

Pengetatan kondisi keuangan juga telah menjadi penghambat pertumbuhan.

Menegaskan kembali perkiraan sebelumnya, BCA memperkirakan bahwa resesi kemungkinan akan dimulai pada bulan Mei. "Hal ini masih terasa benar bagi kami," tulis laporan tersebut.

Oleh karena itu, para ahli strategi memperkirakan euro akan menguat dan saham-saham Eropa akan mengungguli saham-saham AS dalam beberapa bulan ke depan. Namun, mereka percaya bahwa tren-tren ini "akan berbalik pada pertengahan tahun ini."

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)