Pasar LPG Terbuka Luas, ArsyGas Investasi Lebih dari USD4 Juta

Presiden Direktur PT ARSynergy NiX Indonesia, Achmad Harijanto. Foto: ArsyGas.

Pasar LPG Terbuka Luas, ArsyGas Investasi Lebih dari USD4 Juta

Ade Hapsari Lestarini • 28 February 2025 15:10

Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat konsumsi LPG di Indonesia mencapai 8,7 juta ton. Saat ini, impor LPG mencapai 6,7 juta ton setiap tahunnya. Indonesia pun dihadapkan beberapa tantangan dalam mewujudkan swasembada energi. Mulai dari impor LPG berlebihan, subsidi tidak tepat sasaran, pemanfaatan energi kurang efisien, hingga keamanan dalam penggunaan.

Melihat ini, PT ARSynergy NiX Indonesia melihat peluang pasar LPG masih terbuka lebar dengan menggelontorkan produk LPG terbaru, ArsyGas, di Indonesia dan telah berhasil mendistribusikannya ke pasar dalam negeri dalam sembilan bulan terakhir. Perseroan pun menggelontorkan investasi lebih dari USD4 juta dalam membangun ekosistem LPG.

Presiden Direktur PT ARSynergy NiX Indonesia, Achmad Harijanto mengatakan, meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap LPG dan telah menjadi salah satu sumber energi utama yang digunakan oleh berbagai industri di Indonesia saat ini membuat produk ini telah tersebar dari Jawa hingga Bali.

Saat ini, PT ARSynergy NiX Indonesia menjadi satu-satunya grup perusahaan swasta nasional yang memiliki integrasi kilang LPG, stasiun pengisian LPG dan distribution channel sendiri, sehingga bisa memberikan solusi energi yang lebih terjaga kualitasnya, lebih efisien dan dapat menawarkan berbagai manfaat lain bagi masyarakat Indonesia.

Dengan berbagai inovasi yang dihadirkan, ArsyGas dirancang menjadi LPG yang bisa memenuhi kebutuhan energi untuk bisnis hotel, restoran, kafe, mal, peternakan, perkebunan, serta industri lain yang membutuhkan LPG, dengan standar keamanan yang tinggi. Kemasan tabung ArsyGas tersedia dalam ukuran 50 Kg dan 12 Kg untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik yang beragam. Kapasitas 12 Kg akan sangat cocok bagi pelaku usaha kuliner seperti restoran ataupun kafe. Bisa juga digunakan untuk industri laundry, perkebunan serta industri rumahan lainnya. Sementara, tabung berkapasitas 50 Kg ditujukan buat para pelaku industri, peternakan, perkebunan, food & beverage berskala besar, mall, hotel, hingga rumah sakit.

Saat ini, terdapat total 25 distributor resmi yang tersebar di berbagai kota besar di Jawa dan Bali, dengan pengiriman langsung dari stasiun pengisian LPG milik sendiri. Selain itu, pelanggan dapat dengan mudah melakukan pemesanan ulang melalui aplikasi ArsyGas, yang memberikan pengalaman pembelian lebih praktis dan terkontrol.

"Berbagai inovasi dari ArsyGas ini diharapkan dapat membantu industri dalam melakukan efisiensi penggunaan energi dengan benar melalui penggunaan LPG serta komponen-komponen pendukung lainnya seperti tabung gas. Kami juga menyematkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk mengintegrasikan aplikasi yang dimiliki dengan masing-masing tabung LPG yang beredar, untuk menjaga mutu, kuantitas serta kualitas isi dan efisiensi energi dengan baik," jelas dia, dikutip Jumat, 28 Februari 2025.


 

Baca juga: Tata Kelola Elpiji 3 Kg Dinilai Penting untuk Pangkas Rantai Distribusi
 

Penghematan gas LPG lebih ekonomis


Menurut dia, ArsyGas bisa memberikan penghematan per tabung gas sehingga sangat tepat menjadi pilihan bagi industri. Sistem ini membuat ArsyGas dapat memastikan pelanggan tidak dirugikan oleh sisa gas, sehingga penggunaan LPG lebih ekonomis dan transparan.

Salah satu keunggulan yang membuat ArsyGas memberikan pengalaman penggunaan LPG  yang benar adalah sistem distribusi yang terintegrasi didukung dengan teknologi pengisian akurat, teknologi monitoring yang efektif, serta aplikasi yang sudah tersedia pada platform Android dan iOS. Hal ini menjadi sangat penting untuk memberikan jaminan bahwa setiap tabung yang diterima konsumen memiliki isi yang sesuai, kualitas terjamin serta kondisi tabung yang aman. 

Perusahaan menggunakan sistem "Datang Timbang Pulang Timbang" untuk memastikan konsumen hanya membayar sesuai berat LPG yang digunakan. Apabila terdapat selisih berat saat "Datang Timbang" dan terdapat sisa berat LPG saat "Pulang Timbang", konsumen akan mendapatkan poin "Gasback" yang terdata otomatis dalam aplikasi ArsyGas sesuai jumlah deviasi tersebut, yang kemudian konsumen dapat menggunakan poin Gasback tersebut untuk mengurangi nominal pembelian berikutnya. 

Adapun teknologi yang digunakan untuk merealisasikan sistem bisnis tersebut, Perusahaan memasang RFID pada setiap tabung LPG yang beredar, yang kemudian secara otomatis akan memperbarui data pada aplikasi ketika proses "Datang Timbang Pulang Timbang". Perusahaan juga menggunakan data sisa LPG yang didapatkan dari masing-masing tabung dan sensor berat digital, untuk membantu proses pengisian yang presisi. Lalu, pemantauan stok berbasis IoT yang memungkinkan distribusi lebih efisien dan mengurangi risiko keterlambatan pasokan.

"LPG yang kami hadirkan secara langsung dapat memenuhi kebutuhan industri, horeka, perhotelan, hingga UMKM di dalam negeri sehingga setiap pihak dapat menggunakan energi secara lebih efisien sehingga turut mendukung pelestarian lingkungan," tambah Harijanto. 

ArsyGas juga telah diuji oleh Laboratorium berstandar nasional serta bersertifikasi SNI, memberikan jaminan keamanan dalam penggunaan. Pasalnya, keamanan LPG sangat krusial mengingat adanya risiko kebocoran yang terjadi apabila memiliki kualitas tabung yang tidak sesuai standar. Dengan sertifikasi dan standardisasi ini, LPG AryGas bisa memberikan ketenangan bagi pelanggan dan memastikan jika setiap tabung yang digunakan telah melewati proses uji ketahanan, tekanan, dan kebocoran. ArsyGas kini telah tersedia di pulau Jawa dan Bali, dengan jaringan distribusi yang kuat untuk memastikan pasokan yang lancar. Dengan fasilitas Kilang LPG yang mampu menghasilkan hingga 190 ton LPG per hari, ArsyGas memiliki kapasitas untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)