Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin (kanan) dan Kebiri Humas Kemenag Achmad Faizin (kiri). Foto: MetroTV/ Misbahol Munir
Misbahol Munir • 28 July 2025 23:38
Tangerang: Kementerian Agama terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan pemberdayaan ekonomi umat melalui pemanfaatan potensi wakaf yang strategis dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan salah satu pilar program prioritas Asta Protas Kemenag, khususnya dalam aspek penguatan kemandirian umat.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, mengungkapkan Indonesia memiliki potensi wakaf terbesar di dunia. Aset wakaf Indonesia mencapai sekitar Rp2.000 triliun.
"Ini aset yang bersifat abadi dan tidak bisa diganggu gugat. Kalau ini kita kelola secara produktif, akan menjadi instrumen strategis bagi penguatan ekonomi umat,” ujar Kamaruddin di Serpong, Senin, 28 Juli 2025.
Dari sekitar 450 ribu tanah wakaf yang ada, menurut Kamaruddin, baru sembilan hingga 10 persen yang telah dikelola secara produktif, seperti untuk pertanian, sawah, kehutanan, dan sektor lainnya.
"Ke depan, Kementerian Agama akan mendorong optimalisasi pengelolaan wakaf agar semakin berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat," kata Kamaruddin.
Dia menjelaskan wakaf adalah instrumen strategis untuk membantu umat. Banyak orang belum berwakaf, jangan-jangan bukan karena tidak mau, tetapi belum ada literasinya.
"Maka, ke depan literasi wakaf juga akan kita perkuat,” ujar Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) itu.
Dia mengatakan potensi wakaf uang juga sangat besar. Kementerian Agama tengah menyiapkan ekosistem dan regulasi agar wakaf uang dapat dilakukan secara masif, transparan, dan amanah.
Dia menggambarkan jika seluruh ASN Kemenag, sekitar 400 ribu orang, termasuk PPPK, berwakaf minimal Rp10 ribu, akan terkumpul Rp4 miliar.
“Kalau ditambah satu juta guru berwakaf dengan nominal yang sama, kita bisa mengumpulkan Rp10 triliun. Itu baru dari guru, belum dari anak-anak didiknya,” jelas dia.
Baca Juga:
Genjot Kesejahteraan, Wakaf Kebun Sawit Diperluas |