Presiden Suriah Tuduh Israel Sengaja Buat Kacau usai Serangan Mematikan ke Damaskus

Presiden Interim Suriah, Ahmed al-Sharaa dalam pidatonya, 16 Juli 2025. (Dok. Kantor Kepresidenan Suriah)

Presiden Suriah Tuduh Israel Sengaja Buat Kacau usai Serangan Mematikan ke Damaskus

Riza Aslam Khaeron • 17 July 2025 10:45

Damaskus: Presiden sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa, menuduh Israel sengaja menciptakan kekacauan di negaranya menyusul serangan udara mematikan di ibu kota Suriah, Damaskus.

Dalam pidato televisi yang disampaikan pada Rabu, 16 Juli 2025, Sharaa menyatakan bahwa entitas Israel telah lama menargetkan stabilitas Suriah dan kini kembali berupaya menjadikan tanah mereka sebagai "arena kekacauan tanpa akhir" demi melemahkan persatuan rakyat Suriah.

Israel melancarkan serangan besar di Damaskus yang disebut sebagai bagian dari respons militer Israel terhadap kekacauan yang terjadi di perbatasan dengan Suriah. Pada hari yang sama, sekitar 1.000 warga Druze dari Israel menerobos garis perbatasan menuju Suriah, sementara puluhan Druze Suriah berusaha menyeberang ke arah sebaliknya.

Di tengah kekacauan tersebut, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Damaskus, menghantam markas staf umum militer Suriah, istana kepresidenan, dan konvoi militer yang menuju Sweida.

Menurut militer Israel, target serangan termasuk tank, peluncur roket, dan truk pickup bersenjata berat. Serangan juga diarahkan ke jalur akses militer Suriah menuju wilayah mayoritas Druze di Sweida.

Menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights, serangan udara Israel tersebut menewaskan sedikitnya 15 personel dari kementerian pertahanan dan dalam negeri Suriah.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa serangan ini merupakan bentuk sinyal serius terhadap Damaskus.

"Sinyal telah selesai, sekarang datang pukulan menyakitkan," ujarnya. Tak lama setelah pernyataan itu, ledakan besar dilaporkan terjadi di markas militer Suriah di Damaskus.

Sharaa menanggapi agresi tersebut dengan mengingatkan bahwa rakyat Suriah tidak akan membiarkan tanah mereka dijadikan alat untuk mewujudkan ambisi geopolitik pihak luar.

"Entitas Israel, yang sejak kejatuhan rezim sebelumnya terus menciptakan perpecahan, kini kembali berupaya mengubah tanah kami yang murni menjadi arena kekacauan tanpa akhir, tempat mereka ingin menghancurkan persatuan rakyat kami dan menghalangi kemajuan kami dalam proses rekonstruksi dan pembangunan kembali," ujar Sharaa dalam siaran televisi di Suriah, 17 Juli 2025.

"Rakyat kami telah memberontak untuk meraih kebebasannya, menang, dan mengorbankan banyak hal. Mereka tetap siap membela martabatnya jika terancam. Entitas ini terus menggunakan berbagai cara untuk menabur konflik dan perpecahan, mengabaikan kenyataan bahwa bangsa Suriah, sepanjang sejarah panjangnya, selalu menolak segala bentuk perpecahan dan disintegrasi," ujarnya.
 
Baca Juga:
Israel Serang Gedung Kementerian Pertahanan Suriah, Satu Tewas

"Memiliki kekuatan besar bukan berarti menjamin kemenangan. Kemenangan di satu medan tidak berarti sukses di medan lainnya. Memulai perang itu mudah, tapi mengendalikan hasilnya jauh lebih sulit. Kami adalah anak negeri ini, dan kami lebih mampu mengatasi segala upaya entitas Israel yang ingin memecah belah kami. Kami terlalu kuat untuk membiarkan tekad kami diguncang oleh fitnah buatan," tambahnya.

Pernyataan itu juga ditujukan kepada warga Druze, menyusul laporan bahwa pasukan pemerintah Suriah dituding oleh para saksi telah bergabung dengan kelompok Bedawi dan menyerang warga Druze secara brutal di Sweida.

Korban tewas akibat konflik tersebut mencapai hampir 250 jiwa, termasuk 92 warga Druze — 28 di antaranya adalah warga sipil dan 21 diduga dieksekusi secara langsung oleh pasukan pemerintah.

"Kami menolak setiap upaya untuk menyeret kalian ke tangan pihak eksternal," kata Sharaa dalam pesannya kepada komunitas Druze, sembari menjanjikan perlindungan terhadap hak dan kebebasan mereka.

"Suriah tidak akan pernah menjadi tempat bagi perpecahan atau penanaman kebencian di antara rakyatnya. Kita semua adalah mitra di tanah ini, dan kami tidak akan membiarkan pihak mana pun merusak citra indah yang mencerminkan keberagaman Suriah," tegasnya.

Ia menambahkan bahwa Suriah bukanlah laboratorium untuk eksperimen kekuatan asing dan bahwa mereka tidak akan membiarkan negaranya menjadi ajang untuk mewujudkan ambisi geopolitik pihak luar.

"Kami tahu siapa yang ingin menyeret kami ke dalam perang dan memecah belah kami. Kami tidak akan memberikan mereka kesempatan itu. Suriah adalah milik kita semua, simbol martabat dan kebanggaan bangsa ini. Melalui negara ini, kita bersatu tanpa diskriminasi, untuk memulihkan martabat Suriah dan menempatkannya di jajaran negara-negara terhormat yang hidup dalam keamanan dan stabilitas," pungkas Sharaa.

Israel belum memberikan tanggapan atas pernyataan terbaru dari Sharaa.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)