Presiden AS Donald Trump. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 12 July 2025 08:54
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meninjau langsung dampak kehancuran akibat banjir bandang dahsyat di Texas pada Jumat, 11 Juli 2025. Dalam kunjungan ini, ia memuji para pejabat negara bagian dan lokal di Texas, meski kritik terus meningkat dari warga yang menilai peringatan terhadap datangnya banjir tidak diberikan dengan cukup cepat.
Trump selama ini dikenal kerap menyuarakan rencana untuk membubarkan Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) sebagai bagian dari janji kampanyenya memangkas ukuran birokrasi pemerintah secara drastis. Ia juga sering mengkritik pejabat di negara bagian yang dipimpin Partai Demokrat saat bencana atau tragedi terjadi.
Namun, dalam kunjungannya ke Texas—negara bagian dengan populasi terbesar yang dikuasai Partai Republik—Trump menunjukkan sikap yang jauh lebih tenang dan simpatik. Ia menyoroti penderitaan akibat bencana, sekaligus menyampaikan pujian yang melimpah kepada pejabat terpilih dan para petugas darurat.
“Pencarian terhadap korban yang hilang masih terus dilakukan. Orang-orang yang melakukannya luar biasa,” ujar Trump saat duduk bersama para pejabat di sebuah posko darurat di dalam aula pameran di Kerrville. Di meja tempat mereka berkumpul terbentang spanduk hitam-putih bertuliskan “Texas Strong."
“Anda tak akan menemukan orang-orang yang lebih baik dari ini. Sejujurnya, mereka telah menjalankan tugas dengan baik, seperti tak ada orang lain yang bisa melakukannya,” lanjut Trump, dikutip dari The Telegraph Online, Sabtu, 12 Juli 2025.
Sejak bencana banjir di Texas pada 4 Juli lalu—yang menewaskan sedikitnya 120 orang dan membuat lebih dari 170 lainnya hilang—Trump tak lagi mengulang retorika soal penghapusan FEMA maupun gagasan mengembalikan penanganan bencana ke pemerintah negara bagian.
Sebaliknya, ia kini fokus pada besarnya skala bencana langka yang melanda wilayah perbukitan (Hill Country) di Texas tengah, serta dampak kemanusiaan yang ditimbulkan.
“Kami baru saja bertemu dengan keluarga-keluarga luar biasa. Mereka benar-benar hancur,” kata Trump mengenai pertemuan tertutup yang ia dan Ibu Negara Melania Trump lakukan bersama keluarga korban tewas dan hilang.
Perubahan nada ini menegaskan bagaimana tragedi bisa menggeser perhitungan politik, bahkan bagi seorang presiden yang menjadikan pemangkasan birokrasi sebagai agenda utama di bulan-bulan awal pemerintahannya.
Dalam kunjungannya, Trump juga banyak membahas para korban dari Camp Mystic—sebuah kamp musim panas Kristen khusus perempuan yang telah berdiri selama satu abad—di mana sedikitnya 27 orang dilaporkan tewas.
“Mereka berada di sana karena cinta mereka kepada Tuhan. Dan, saat kita berduka atas tragedi yang tak terbayangkan ini, kita dapat merasa terhibur dalam keyakinan bahwa Tuhan telah menyambut gadis-gadis kecil nan indah itu ke dalam pelukan-Nya yang penuh kasih di surga,” ungkap Trump.
Baca juga: Korban Tewas Banjir Texas Tembus 110 Jiwa, Ratusan Masih Hilang