Penerimaan Publik Terhadap Performa Kemendikdasmen Tertinggi

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti. Foto: Metrotvnews.com/Fachri Audhia Hafiez.

Penerimaan Publik Terhadap Performa Kemendikdasmen Tertinggi

Fachri Audhia Hafiez • 24 November 2025 15:36

Jakarta: Kinerja Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di bawah pimpinan Abdul Mu’ti mendapat respons positif dari publik. Tingginya penerimaan publik ini disebut menunjukkan kuatnya harapan masyarakat terhadap terobosan pendidikan di Indonesia. 

“Program prioritas Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah seperti menjawab harapan publik akan terobosan dalam pendidikan kita,” kata Direktur Riset IndoStrategi, Ali Noer Zaman, dikutip melalui keterangan tertulis, Senin, 24 November 2025.

Ali mengatakan lembaganya melakukan riset evaluasi publik terhadap program-program prioritas Kemendikdasmen. Evaluasi ini mencakup lima program utama: Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH), Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning), Mata Pelajaran Pilihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (AI), serta evaluasi berbasis Tes Kemampuan Akademik (TKA).
 


Riset yang berlangsung pada 15 Oktober hingga 15 November 2025 tersebut melibatkan 510 responden dari 34 provinsi, mewakili 104 lembaga pendidikan mulai dari SD, SMP, hingga SMA/SMK. Setiap sekolah diwakili lima responden, terdiri dari dua guru, dua murid, dan satu orangtua. 

"IndoStrategi juga melakukan spot check terhadap 20 persen data serta memvalidasi temuan melalui Focus Group Discussion (FGD) bersama 13 ahli dan praktisi pendidikan," ujar Ali.

Hasil evaluasi menunjukkan penerimaan publik terhadap program-program Kemendikdasmen berada pada tingkat tinggi, khususnya di kalangan guru dan orang tua. Namun, pemahaman, optimisme, dan dukungan murid tercatat lebih rendah dibandingkan kelompok lainnya. 

Pada program SPMB, guru memiliki tingkat awareness 95 persen, optimisme 90 persen, dan dukungan 88 persen. Orang tua berada pada angka 90 persen, 89 persen, dan 87 persen. Sedangkan, murid hanya mencapai 85 persen, 82 persen, dan 78 persen.

Adapun tingkat penerimaan masyarakat terhadap masing-masing program tercatat sebagai berikut:
  1. Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH): 90,1%
  2. Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB): 84,8%
  3. Pembelajaran Mendalam (Deep Learning): 78,6%
  4. Koding dan AI: 72,7%
  5. Tes Kemampuan Akademik (TKA): 63,2%.
IndoStrategi menyimpulkan bahwa semakin teknis dan akademis sebuah program, tingkat penerimaannya cenderung menurun. Program berbasis karakter seperti 7 KAIH dan SPMB mendapatkan penerimaan tertinggi. Sedangkan, program yang menuntut literasi digital dan kemampuan kognitif seperti Deep Learning, Koding dan AI, serta TKA meraih skor lebih rendah. 


Direktur Riset IndoStrategi, Ali Noer Zaman. Foto: Dok. Istimewa.

Managing Director IndoStrategi, Visna Vulovik, mengatakan Faktor penyebabnya adalah kebutuhan strategi literasi yang lebih kuat, penjelasan sederhana, dan pendampingan intensif. Riset juga menemukan kesenjangan signifikan antara penerimaan publik di Jawa dan luar Jawa, dengan selisih hingga 20–30 poin pada berbagai indikator. 

Pada program Deep Learning, antusiasme guru di Jawa mencapai 54 persen, sementara di luar Jawa hanya 31 persen. IndoStrategi menilai hal ini sebagai sinyal perlunya perbaikan strategi komunikasi kebijakan pendidikan.

“Publik menginginkan terobosan pendidikan yang lebih jelas, mudah dipahami, dan merata. Pemerintah perlu memperkuat komunikasi kebijakan, menjadikan guru sebagai motor utama implementasi, serta memberi pendampingan intensif bagi murid. Pemerataan antara Jawa dan luar Jawa juga harus diprioritaskan,” kata Visna.
 

Rekomendasi untuk pemerintah

IndoStrategi merumuskan tujuh rekomendasi untuk pemerintah, yaitu menjadikan guru motor penggerak utama implementasi program. Lalu, mengembangkan strategi komunikasi yang lebih efektif bagi murid.

Berikutnya, meningkatkan keterlibatan orangtua melalui komunikasi personal dan berkelanjutan. Selanjutnya, menerapkan diferensiasi kebijakan untuk mengatasi ketimpangan antara Jawa dan luar Jawa.

Kemudian, menyederhanakan konten dan alat bantu pada program yang melibatkan teknologi pendidikan. Lalu, memperkuat layanan pemberitaan resmi yang menarik dan mudah diakses.

"Berikutnya, melibatkan guru, orang tua, dan murid dalam evaluasi serta penyempurnaan program," ujar Visna.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fachri Audhia Hafiez)