Pendapatan Reksa Dana Dinilai Kian Menarik di Akhir 2025

Ilustrasi reksa dana. Foto: Shutterstock.

Pendapatan Reksa Dana Dinilai Kian Menarik di Akhir 2025

M Sholahadhin Azhar • 22 November 2025 19:40

Jakarta: Pendapatan di sektor reksa dana dibilai semakin menarik di akhir tahun. Hal ini dikarenakan kesinambungan perbaikan di pasar obligasi negara pada kuartal III/2025 seiring turunnya yield SUN yang terus berlanjut. 

"Kondisi ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi reksa dana pendapatan tetap, yang mengelola portofolio kombinasi obligasi pemerintah dan korporasi ber-rating tinggi sehingga memberikan keseimbangan antara stabilitas dan potensi imbal hasil," kata Direktur PT Insight Investments Management (IIM) Camar Remoa, dalam keterangan yang dikutip Sabtu, 22 November 2025.

Kondisi tersebut sesuai catatan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), yang mencatat Surat Utang Negara (SUN) seri acuan tenor 10 tahun turun year-to-date (YtD) ke 6,07% pada 31 Oktober 2025. Canar melihat turunnya yield obligasi saat ini dikarenakan banyaknya likuiditas di pasar selama 3 bulan terakhir akibat jatuh tempo SUN dan SRBI yang besar.

Selain itu, kata dia, penurunan suku bunga bank sentral, baik global maupun domestik, turut menambah sentimen positif pada penguatan yield. Pasar menilai masih terdapat ruang penurunan suku bunga  ke depan, sehingga masih terdapat potensi penguatan harga obligasi seiring dengan yield yang bergerak turun.

Baca juga: Pertumbuhan Jumlah Investor Dinilai Momentum Dorong Peningkatan Reksa Dana

“Dengan adanya tren penurunan suku bunga dan semakin kuatnya indikasi bahwa suku bunga masih berpotensi turun lagi, pasar melihat peluang yang mendorong investor meningkatkan permintaan terhadap obligasi sehingga yield bergerak turun. Semua ini diperkuat oleh demand SUN yang juga sedang tinggi di pasar,” ungkap Camar. 

Pergerakan yield yang menurun ini kemudian memberikan dampak positif bagi sejumlah instrumen investasi, termasuk reksa dana pendapatan tetap. Melalui pernyataan tertulisnya, Camar juga menambahkan soal forecast yield hingga akhir tahun 2025 masih relatif stabil di angka 6,10-6,65%. 

Camar mengatakan dinamika pasar saat ini membuat reksa dana pendapatan tetap kembali menjadi salah satu instrumen yang paling diperhatikan menjelang akhir 2025. Tren penurunan yield memberi ruang bagi investor untuk memperoleh potensi capital gain di samping kupon yang diterima secara berkala.

"Di tengah tren turunnya yield dan membaiknya persepsi risiko di pasar, instrumen pendapatan tetap kembali menunjukkan posisinya sebagai pilihan yang solid bagi investor yang mencari keseimbangan antara stabilitas dan potensi imbal hasil,” ujar Camar.

Salah satu produk unggulan pihaknya, yakni Insight Renewable Energy Fund (I-Renewable), menjadi opsi relevan untuk menangkap momentum positif pasar obligasi saat ini. Sejak diluncurkan pada 2011, I-Renewable konsisten dikelola dengan fokus pada obligasi korporasi dengan rating tinggi berdurasi pendek-menengah. 

Produk itu terbukti mampu memberikan kinerja jangka panjang yang kompetitif dengan total return lebih dari 170%, melampaui benchmark, yaitu Infovesta Fixed Income Fund Index.

“Dengan fundamental pasar yang membaik dan strategi pengelolaan yang prudent, I-Renewable hadir sebagai pilihan relevan bagi investor yang mencari diversifikasi, stabilitas, dan potensi imbal hasil yang lebih optimal di akhir 2025,” jelas Camar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggi Tondi)