Ilustrasi. Medcom
Siti Yona Hukmana • 29 September 2025 11:11
Jakarta: Kerusuhan saat demontrasi besar-besaran di beberapa daerah pada akhir Agustus 2025 menyebabkan kerusakan baik fasilitas umum, kebakaran kantor pemerintahan, dan kantor kepolisian. Polri bergerak melakukan pengamanan.
Upaya Polri dinilai untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Apabila Polri diam, kerusuhan tidak akan berhenti.
"Pada saat krusial itu lah Polri berdiri di garis depan, membendung arus kekacauan, menjaga agar api kemarahan tidak membakar habis fondasi negara, dan memastikan pemerintahan tetap berjalan tanpa kehilangan kendali," kata Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi dalam keterangan tertulis, Senin, 29 September 2025.
Haidar memandang tragedi Agustus 2025 adalah salah satu ujian paling berat. Riak yang dipancarkan hampir berubah menjadi gelombang besar yang dapat mengguncang legitimasi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan merusak sendi-sendi stabilitas nasional.
Polri berada di garda depan membendung kekacauan. Ironisnya, kata Haidar, bangsa melupakannya dan memilih narasi sempit yang mereduksi peran Polri menjadi sekadar "gagal" dikarenakan ada nyawa melayang.
"Tidak ada yang menafikan, tewasnya seorang pengemudi ojek online adalah luka. Sebuah tragedi yang memang tidak seharusnya terjadi. Tetapi apakah sebuah institusi yang menahan keruntuhan negara layak dihakimi hanya dari satu titik peristiwa, sementara ratusan titik berhasil dalam meredam amuk massa diabaikan begitu saja?" ujar Haidar.
Haidar memandang tidak adil jika mengorbankan ribuan anggota Polri yang berjaga siang-malam, menghadang provokator hingga mempertaruhkan nyawa, disapu bersih oleh satu narasi bahwa mereka gagal. Bahkan, di tengah kompleksitas tragedi yang melibatkan dugaan intervensi pihak eksternal, Polri dijadikan kambing hitam seolah-olah mereka penyebab, bukan penyelamat.
"Lebih menyakitkan lagi, alih-alih mengucapkan terima kasih, justru muncul tuntutan politik yang ingin mengganti Kapolri, bahkan wacana "reformasi Polri" yang berpotensi menempatkan kepolisian di bawah kementerian tertentu," ucap Haidar.
Baca Juga:
Kapolri Mendalami Kerusuhan Sebelum Memutuskan Pembebasan Delpedro Cs |