UIN Jakarta dan Abu Dhabi Forum for Peace Gelar Seminar Internasional tentang Fikih Realitas dan Toleransi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama Abu Dhabi Forum for Peace menggelar seminar internasional pada Jumat, 26 September 2025 (Foto:Metrotvnews.com/Patrick P)

UIN Jakarta dan Abu Dhabi Forum for Peace Gelar Seminar Internasional tentang Fikih Realitas dan Toleransi

Patrick Pinaria • 26 September 2025 22:42

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama Abu Dhabi Forum for Peace menggelar seminar internasional pada Jumat, 26 September 2025. Kegiatan ini dihadiri akademisi dan tokoh agama dari Indonesia, Singapura, Tunisia, serta perwakilan Forum Abu Dhabi.

Penyelenggaraan seminar internasional ini berlangsung di Auditorium Harun Nasution, Kampus 1 UIN Jakarta. Tahun ini, seminar mengusung tema "Fikih Realitas dan Toleransi: Meneguhkan Nilai-nilai di Dunia yang Berubah."

Sejumlah narasumber hadir dalam diskusi, di antaranya Rektor UIN Jakarta Prof. Saepudin Jahar, Direktur Forum Abu Dhabi untuk Perdamaian-Kantor Rabat Dr. Amino Al-Shehi, mantan Sekjen Dewan Islam Tertinggi Tunisia Dr. Mohamed Salahuddin Al-Mistawi, pengajar Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Jakarta Dr. Muhammad Shirazi Dimyathi, serta pengurus Dewan Islam Singapura Ustaz Abdelhafiz Abdellatif.

Selain seminar, acara ini juga menjadi momentum penandatanganan kerja sama antara UIN Jakarta dan Abu Dhabi Forum for Peace untuk memperkuat nilai perdamaian, toleransi, serta pengembangan kegiatan akademik lintas negara.
 

Baca juga: 

9 Tokoh Marketing Top Indonesia akan Tampil di Marketeers Hangout 2025


Acara dibuka langsung oleh Rektor UIN Jakarta, Prof Saepudin Jahar. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya forum ini sebagai jalan memperkuat semangat persaudaraan dan kerja sama lintas negara Islam.

"Hari ini kita berkumpul dalam sebuah kesempatan mulia, untuk membuka kegiatan seminar ilmiah di bawah program Abu Dhabi Forum for Cultural Peace yang tahun ini mengangkat tema: Jalan-jalan Perdamaian dari Abu Dhabi ke Jakarta. Momen ini menggambarkan semangat persaudaraan antar-ibukota budaya dan agama di dunia Islam, serta membuka peluang kerja sama dalam memperkuat nilai perdamaian dan toleransi di tengah perubahan global," ujar Prof Saepudin Jahar.

Lebih lanjut, Saepudin mengungkapkan alasan pihaknya memilih tema untuk seminar tersebut. Menurutnya, pemilihan tema Fiqh al-Waqi’ dan Toleransi relevan dengan tantangan sosial, politik, budaya, dan kemanusiaan dunia modern. Ia menilai memahami realitas dengan semangat toleransi adalah kunci memperkuat nilai agama dan kemanusiaan.

"Universitas menegaskan komitmennya untuk menjadi pusat moderasi dan keseimbangan, memadukan ilmu pengetahuan dengan iman, modernitas dengan akhlak, serta mendidik generasi muda agar berilmu, toleran, kompetitif secara global, namun tetap berpegang pada identitas Islam dan nasional," kata Saepudin.

Prof Saepudin berharap seminar ini melahirkan ide dan rekomendasi praktis untuk memperkuat perdamaian dan toleransi, termasuk memasukkan nilai fiqh al-waqi’ ke dalam pendidikan, penelitian, dan kebijakan publik. Ia juga mengajak agar kerja sama dengan Abu Dhabi Forum for Peace terus berlanjut melalui proyek bersama, dialog, dan jejaring ilmiah-budaya.

"Dari Jakarta diharapkan muncul energi baru yang memperkuat jalan perdamaian dari Abu Dhabi ke Asia Tenggara dan dunia," tuturnya.


(Foto:Metrotvnews.com/Patrick P)
 

Dorong Kerja Sama Lintas Bangsa


Penyelenggaraan seminar internasional ini juga mendapat sambutan positif dari Wakil Rektor IV UIN Jakarta, Din Wahid. Ia menilai pentingnya forum ini dalam memperkuat budaya damai di tengah masyarakat yang beragam.

Ia menyebut, kerja sama ke depan akan diwujudkan melalui cultural workshop, program pertukaran pemuda, hingga keterlibatan pakar perdamaian.

"Di tengah konflik global seperti di Gaza dan Ukraina, nilai agama yang menjunjung perdamaian dan penghormatan hak asasi manusia harus terus kita dorong," ujar Din Wahid.

Pada kesempatan itu, Din juga mengungkapkan optimismenya bahwa Indonesia bisa menjadi contoh bagi masyarakat heterogen yang tetap menjunjung nilai perdamaian.
 

Perdamaian sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin


Sementara itu, pentingnya seminar ini juga diungkapkan oleh Guru Besar UIN Jakarta, Prof. Amany Lubis juga. Ia menilai seminar ini menegaskan kembali pesan universal Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Pada saat bersamaan, ia menyinggung pengalaman sembilan tahunnya bersama Abu Dhabi Forum for Peace yang telah menghasilkan sejumlah deklarasi penting, termasuk Deklarasi Marrakesh tentang hak-hak minoritas yang diadopsi PBB.

"Seminar ini mengingatkan bahwa syariat Islam selalu bisa relevan dengan perkembangan zaman, termasuk menghadapi tantangan baru seperti kecerdasan buatan atau ujaran kebencian di media sosial," ungkap Amany.

Ia juga menegaskan bahwa perang, penjajahan, dan penindasan tidak sejalan dengan nilai kemanusiaan. "Peperangan harus segera dihentikan. Perdamaian harus diwujudkan melalui kepedulian, kasih sayang, dan solidaritas bagi para korban perang maupun bencana," katanya.
 
Baca juga: 

Festival Maulid 1447 H: Masjid Istiqlal Gelar Kegiatan Sosial dan Lomba Kaligrafi


Toleransi sebagai Esensi Iman


Sementara itu, Kepala Pusat Moderasi Beragama UIN Jakarta, Prof. Arif Zamhari, menekankan relevansi tema toleransi di tengah meningkatnya konflik global. Ia menilai sikap toleran adalah bagian esensial dari ajaran Islam.

"Keimanan dan toleransi kadarnya harus sama. Orang beriman tanpa toleran akan ekstrem, dan itu bukan bagian dari Islam," kata Arif. Ia mendefinisikan toleransi sebagai sikap menghormati pandangan orang lain, meski tidak selalu menyetujui atau membenarkannya.

Antusiasme Peserta


Acara ini juga disambut hangat oleh mahasiswa UIN Jakarta. Para peserta tidak hanya aktif menyimak, tetapi juga berani berdialog langsung dengan narasumber internasional menggunakan bahasa Arab. Hal ini, menurut Prof. Amany, menunjukkan semangat akademik sekaligus keterbukaan generasi muda terhadap gagasan perdamaian global.

Melalui forum ini, UIN Jakarta berharap kerja sama internasional dengan Abu Dhabi Forum for Peace dapat berkembang dalam bentuk riset, pertukaran dosen, dan berbagai kegiatan akademik lainnya.

"Kami ingin perdamaian menjadi nilai yang hidup, bukan sekadar wacana," tutur Din Wahid.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Rosa Anggreati)