Foto hasil analisis perubahan morfologi Gunung Merapi dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan 2 hingga Selasa (23/9). Sumber: BPPTKG
Whisnu Mardiansyah • 27 September 2025 14:30
Yogyakarta: Gunung Merapi telah memuntahkan guguran lava sebanyak 88 kali dengan jarak luncur mencapai 2.000 meter selama periode 19-25 September 2025. Data ini tercatat berdasarkan hasil pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yang berpusat di Yogyakarta.
Rincian guguran lava menunjukkan 5 kali mengarah ke hulu Kali Bebeng, 37 kali ke hulu Kali Krasak, dan 46 kali ke hulu Kali Sat/Putih dengan jarak maksimum sama-sama 2.000 meter. Analisis morfologi dari stasiun kamera Ngepos dan Babadan2 mengungkap perubahan kecil pada Kubah Barat Daya akibat aktivitas guguran, sementara Kubah Tengah tetap stabil.
Aktivitas Kegempaan Meningkat Signifikan
BPPTKG melaporkan peningkatan aktivitas kegempaan Gunung Merapi dibandingkan minggu sebelumnya. Tercatat 81 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 644 gempa Fase Banyak (MP), 520 gempa Guguran (RF), dan 9 gempa Tektonik (TT) yang terekam jaringan seismik.
Meskipun terjadi peningkatan kegempaan, pemantauan deformasi melalui pengukuran EDM dan GPS menunjukkan kondisi yang relatif stabil. Perubahan jarak pengukuran dari titik tetap ke reflektor di berbagai sektor hanya mengalami fluktuasi sangat kecil yang tidak signifikan.
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tergolong tinggi dengan erupsi efusif yang terus berlangsung. Status aktivitas Merapi tetap berada pada tingkat Siaga (Level III) mengingat suplai magma ke dalam tubuh gunung masih berjalan.
Potensi bahaya saat ini meliputi guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi alur Sungai Boyong (maksimal 5 km), serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (hingga 7 km). Sektor tenggara berpotensi terdampak alur Sungai Woro (3 km) dan Sungai Gendol (5 km), sementara letusan eksplosif dapat melontarkan material vulkanik hingga radius 3 kilometer dari puncak.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap perkembangan aktivitas Gunung Merapi. Masyarakat diimbau untuk selalu mematuhi rekomendasi keselamatan dari pihak berwenang.