Trump Sebut Kesepakatan Perdagangan Tiongkok AS 'Sudah Selesai'

Presiden Donald Trump mencium bendera AS. (Erik S Lesser/EPA)

Trump Sebut Kesepakatan Perdagangan Tiongkok AS 'Sudah Selesai'

Riza Aslam Khaeron • 11 June 2025 20:55

Washington DC: Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa kesepakatan dagang terbaru antara Washington dan Beijing "sudah selesai" setelah dua hari pertemuan tingkat tinggi di London. Melansir BBC edisi Rabu, 11 Juni 2025, pernyataan itu disampaikan Trump melalui unggahan di Truth Social.

"Kesepakatan kita dengan China sudah selesai, tergantung persetujuan akhir dengan Presiden Xi dan saya," tulis Trump, dikutip BBC, London, 11 Juni 2025.

Dalam unggahan yang sama, Trump menegaskan komitmen China untuk memasok mineral tanah jarang ke AS.

"Magnet penuh, dan tanah jarang apa pun yang diperlukan, akan dipasok, di muka, oleh China. Demikian pula, kita akan menyediakan kepada China apa yang telah disepakati, termasuk mahasiswa Tiongkok memakai perguruan tinggi dan universitas kita (yang selalu saya setujui)," ujarnya.

Pejabat Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyambut optimisme itu.

"Kita telah mencapai kerangka untuk melaksanakan konsensus Jenewa," katanya kepada wartawan di London, mengutip BBC, 11 Juni 2025.

"Setelah para presiden menyetujuinya, kami akan berupaya menerapkannya," lanjutnya.
 

Baca Juga:
Trump Semakin Tak Yakin dengan Prospek Kesepakatan Nuklir Iran

Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok Li Chenggang juga mengonfirmasi kemajuan tersebut.

"Kedua pihak pada prinsipnya telah mencapai kerangka untuk melaksanakan konsensus yang dicapai oleh kedua kepala negara dalam panggilan telepon 5 Juni dan konsensus yang dicapai pada pertemuan Jenewa," ujar Li, melansir laporan BBC.

Kesepakatan ini menyusul gencatan senjata tarif yang dicapai Mei lalu, yang menurunkan bea masuk AS atas produk Tiongkok menjadi 30% dan tarif Beijing atas barang AS menjadi 10%. Namun kedua belah pihak saling menuduh melanggar komitmen non?tarif setelah itu.

Sebelum pertemuan London, Washington mengkritik Beijing karena lamban melepas ekspor tanah jarang yang vital bagi industri teknologi, sementara Beijing menuduh AS melanggar kesepakatan dengan membatasi akses perusahaan Tiongkok ke perangkat lunak desain chip dan mencabut visa mahasiswa.

Meskipun Trump menyebut kesepakatan "sudah selesai", ia menegaskan bahwa pelaksanaan penuh tetap menunggu persetujuan resmi dirinya dan Presiden Xi Jinping

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)