Presiden AS Donald J Trump menghadiri persidangan penipuan perdata Trump Organization di Mahkamah Agung Negara Bagian New York di wilayah Manhattan, New York, 11 Januari 2024. (EPA-EFE/SHANNON STAPLETON)
Riza Aslam Khaeron • 11 June 2025 20:02
Washington DC: Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku semakin ragu Iran akan menyetujui pembatasan pengayaan uraniumnya dalam kerangka kesepakatan nuklir baru. Melansir The Independent UK edisi Rabu, 11 Juni 2025, keraguan itu ia sampaikan dalam wawancara di podcast "Pod Force One" yang dirilis hari ini.
"Saya tidak tahu," ujarnya, "Saya memang berpikir begitu, dan saya semakin dan semakin — kurang yakin tentang hal itu," dikutip The Independent, 11 Juni 2025.
"Saya kurang yakin sekarang dibanding dua bulan lalu. Sesuatu terjadi pada mereka, tetapi saya jauh kurang yakin sebuah kesepakatan akan tercapai," yambahnya.
Di Gedung Putih pada Senin, 9 Juni 2025, Trump mengatakan telah berbicara mengenai Iran dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan menyebut negosiasi dengan Teheran "sulit".
Podcast yang sama merekam peringatan Trump bahwa ia tidak akan mengizinkan Iran memiliki senjata nuklir: "Namun akan lebih baik melakukannya tanpa peperangan, tanpa orang mati, jauh lebih baik melakukannya. Namun saya rasa saya tidak melihat tingkat antusiasme yang sama dari mereka untuk membuat kesepakatan," ujarnya.
Trump selama ini mendorong kesepakatan baru yang lebih ketat setelah pada masa jabatan pertamanya ia menarik AS keluar dari perjanjian nuklir 2015 yang memberikan keringanan sanksi bagi Iran. Ia juga berulang kali memperingatkan kemungkinan tindakan militer bila diplomasi gagal.
Melansir media Israel, Trump menyebut Iran semakin agresif dalam perundingan dan menuduh Teheran menggunakan taktik penundaan. Ia juga menegaskan kembali bahwa AS tidak akan mengizinkan Iran memiliki senjata nuklir.
Baca Juga: Trump Sebut Iran Jadi ‘Jauh Lebih Agresif' dalam Perundingan Nuklir |