Ilustrasi pesantren. Foto: Medcom/.Arga Sumantri
Putri Purnama Sari • 20 October 2025 16:43
Jakarta: Setiap tahunnya, masyarakat Indonesia memperingati Hari Santri Nasional pada tanggal 22 Oktober. Peringatan ini menjadi momen penting untuk mengenang perjuangan para santri dan ulama dalam merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Namun, tahukah Anda bagaimana asal mula penetapan Hari Santri ini dan apa makna yang terkandung di dalamnya? Berikut informasinya.
Asal Usul Hari Santri Nasional
Hari Santri Nasional pertama kali ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015. Penetapan tanggal 22 Oktober dipilih bukan tanpa alasan.
Tanggal tersebut merujuk pada seruan “Resolusi Jihad” yang disampaikan oleh KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), pada 22 Oktober 1945. Resolusi Jihad merupakan seruan kepada para santri dan umat Islam untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan pasca Proklamasi.
Peran Santri dalam Perjuangan Kemerdekaan
Para santri memiliki kontribusi besar dalam perjuangan bangsa. Mereka tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam melawan penjajah.
Banyak pondok pesantren menjadi pusat pergerakan, tempat para santri mengatur strategi, berdiskusi, hingga ikut turun ke medan perang. Salah satu contoh peran besar santri adalah dalam Pertempuran 10 November di Surabaya, yang dipicu oleh semangat jihad dari seruan KH. Hasyim Asy’ari tersebut.
Makna dan Tujuan Hari Santri
Peringatan Hari Santri bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi memiliki makna mendalam:
- Menghargai jasa santri dan ulama yang berjuang demi kemerdekaan dan pembangunan bangsa.
- Menanamkan semangat cinta tanah air di kalangan generasi muda, terutama pelajar dan santri masa kini.
- Menguatkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan agar tetap seimbang dalam kehidupan masyarakat modern.