Serangan Udara Israel Hantam Gaza, 92 Orang Tewas

Israel tanpa henti serang wilayah Gaza. Foto: Anadolu

Serangan Udara Israel Hantam Gaza, 92 Orang Tewas

Fajar Nugraha • 8 May 2025 18:11

Gaza: Pada Rabu, 7 Mei 2025, serangan udara Israel di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 92 orang, termasuk perempuan, anak-anak, dan dua wartawan, di tengah Israel yang bersiap meningkatkan operasinya di wilayah tersebut. Perang yang telah menghancurkan Gaza kini memasuki bulan ke-20.

Sebanyak dua serangan udara pada hari yang sama menargetkan kawasan Gaza tengah, menewaskan sedikitnya 33 orang dan melukai 86 lainnya, termasuk sejumlah anak-anak. Namun, menurut pejabat kesehatan setempat, jumlah korban jiwa kemungkinan lebih tinggi dari yang dilaporkan.

Hingga kini, militer Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut.

Penyerangan ini terjadi di tengah keraguan yang diungkapkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terhadap nasib para sandera yang masih ditahan di Gaza. Pernyataan itu disampaikan sehari setelah Presiden AS, Donald Trump, mengatakan bahwa hanya 21 dari 24 sandera yang diyakini masih selamat.

Kabar ini pun menimbulkan kepanikan di kalangan keluarga para tawanan. Forum Sandera dan Keluarga Hilang -,organisasi yang mewakili keluarga para tawanan,- menuntut pemerintah Israel untuk segera menyampaikan setiap informasi baru yang mereka miliki. Mereka juga menyerukan agar Netanyahu menghentikan dahulu operasi militer di Gaza sampai para sandera berhasil dikembalikan.

Serangan di pasar dan sekolah

Serangan udara pada Rabu lalu juga mencakup dua serangan yang menghantam area pasar di Kota Gaza, menurut pejabat kesehatan.

Rekaman yang diunggah secara daring menunjukkan dampak serangan tersebut, yakni korban tewas di lokasi, termasuk satu orang yang masih duduk di kursinya di dalam sebuah restoran Thailand yang biasa dijadikan tempat berkumpul oleh warga, dan beberapa anak-anak yang tergeletak tak bergerak di tanah, berlumuran darah.

Jurnalis Yahya Sobeih, yang bekerja untuk berbagai media lokal, termasuk di antara korban yang tewas. “Beberapa korban luka, termasuk yang mengalami cedera serius, segera dilarikan ke Rumah Sakit Al-Shifa di dekat lokasi kejadian,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Zaher al-Wahidi seperti dikutip dari France24, Kamis 8 Mei 2025.

Wartawan lokal lainnya, Nour Abdu, juga dilaporkan tewas saat meliput serangan udara pada Rabu dini hari yang menghantam sebuah sekolah yang jadi tempat penampungan di Kota Gaza.

Serangan itu menewaskan sedikitnya 16 orang, menurut pejabat di Rumah Sakit Al-Ahli. Serangan terpisah di daerah lain juga menewaskan sedikitnya 16 orang lainnya.

Selain itu, serangan udara pada Selasa malam juga menghantam sebuah sekolah lain yang menampung ratusan warga Palestina, dan menewaskan sedikitnya 27 orang, termasuk sembilan perempuan dan tiga anak-anak, menurut pejabat dari Rumah Sakit Al-Aqsa. Sekolah tersebut telah beberapa kali menjadi target sejak dimulainya perang.

Adapun, di Bureij, sebuah kamp pengungsi perkotaan, para paramedis dan tim penyelamat bergegas mengevakuasi korban dari kobaran api, sementara asap tebal dan api besar menembus langit malam di atas bangunan sekolah yang dijadikan tempat penampungan.

Perebutan wilayah Gaza

Serang pada hari Rabu terjadi hanya beberapa hari setelah Israel menyetujui rencana untuk meningkatkan operasi militernya di Palestina yang akan mencakup perebutan Gaza, pertahanan wilayah yang direbut, memindahkan paksa warga Palestina ke Gaza selatan, dan mengambil alih kendali distribusi bantuan kemanusiaan.

Israel telah memanggil puluhan ribu tentara cadangan untuk melaksanakan operasi yang akan dilakukan secara bertahap tersebut. Saat ini, Israel telah menguasai sekitar 50 persen wilayah Gaza. 

Sejak Israel memutuskan gencatan senjata dengan kelompok Hamas pada pertengahan Maret lalu, negara tersebut telah melancarkan banyak serangan besar ke Gaza yang menewaskan ratusan orang dan merebut sebagian besar wilayah. Sebelum gencatan senjata berakhir, Israel menghentikan semua bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut, termasuk pasikan makanan, bahan bakar, dan air.

World Central Kitchen, organisasi bantuan pangan, melaporkan bahwa mereka telah kehabisan persediaan setelah membatukan 130 juta makanan di Gaza selama 18 bulan dan tidak dapat lagi beroperasi di sebagian besar pusatnya di Gaza. Badan tersebut pun mendesak Israel untuk mengizinkan truk bermuatan yang menunggu di perbatasan untuk dapat memasuki Gaza.

Israel menyatakan tidak akan mengakhiri perang sampai pemerintah dan kemampuan militer Hamas terbongkar, tujuan yang gagal dilakukannya dalam 19 bulan perang. Sementara itu, Hamas mengatakan siap membebaskan semua sandera untuk mengakhiri perang dan gencatan senjata jangka panjang dengan Israel. 

Serangan Israel sendiri sejauh ini telah menewaskan lebih dari 52.000 warga di Gaza, dan banyak dari mereka adalah wanita serta anak-anak. Israel menyalahkan Hamas atas jumlah korban tewas dengan mengatakan Hamas beroperasi dari infrastruktur sipil, termasuk sekolah. Perang keduanya dimulai ketika Hamas menyerang Israel selatan pada Oktober 2023, insiden tersebut menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.


(Nada Nisrina)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)