Pejabat Senior Hamas Kemungkinan Selamat dari Serangan Israel di Qatar

Serangan yang dilakukan Israel ke Qatar ke lokasi yang diduga sebagai kekuatan Hamas. Foto: BBC

Pejabat Senior Hamas Kemungkinan Selamat dari Serangan Israel di Qatar

Fajar Nugraha • 11 September 2025 10:50

Tel Aviv: Israel telah memberi tahu Amerika Serikat (AS) bahwa peluang keberhasilan serangannya pada Selasa di kediaman Hamas di Doha, Qatar, telah berkurang secara signifikan. Dua sumber Israel yang mengetahui masalah tersebut kepada ABC News kemungkinan mengonfirmasi pernyataan Hamas bahwa serangan tersebut gagal menewaskan pejabat tinggi Hamas.

"Ada pertemuan tim negosiasi dan beberapa pemimpin Hamas untuk membahas gagasan yang dikirim oleh Amerika Serikat dan dokumen yang dikirim oleh Presiden Trump," kata pejabat biro politik Hamas, Suhail al-Hindi, kepada Al Jazeera tentang kapan serangan itu terjadi.

Di antara mereka yang tewas terdapat putra seorang pemimpin senior Hamas, Dr. Khalil Al-Hayya -,kepala gerakan Hamas di Gaza dan kepala tim negosiasi Hamas untuk gencatan senjata dengan Israel,- dan seorang ajudan. “Al-Hayya sendiri selamat,” menurut Hamas.

Qatar mengatakan, pihaknya mengharapkan "tanggapan kolektif" atas serangan Israel terhadap pejabat Hamas di Doha, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNN pada hari Rabu.

"Akan ada tanggapan dari kawasan ini. Tanggapan ini saat ini sedang dalam konsultasi dan diskusi dengan mitra lain di kawasan ini," kata Al-Thani.

"Kami mengharapkan sesuatu yang berarti yang dapat mencegah Israel melanjutkan intimidasi ini," tambah Al-Thani.

Al-Thani mencatat bahwa KTT Arab-Islam akan diadakan di Doha dalam beberapa hari mendatang, dan para peserta akan memutuskan tindakan yang akan diambil.

"Saya tak punya kata-kata untuk mengungkapkan betapa marahnya kami atas tindakan seperti itu. Ini teror negara, Kami dikhianati,” ujar Al-Thani.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Qatar dalam sebuah pernyataan video pada hari Rabu untuk "mengusir (Hamas) atau membawa mereka ke pengadilan. Karena jika tidak, kami yang akan melakukannya." Menanggapi hal tersebut, Al-Thani mengatakan bahwa Netanyahu-lah yang harus "dibawa ke pengadilan."

"Dialah yang dicari di (Mahkamah Pidana Internasional). Dia melanggar semua hukum internasional,” kata Al-Thani.

Pada tahun 2024, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, menuduh mereka melakukan kejahatan perang terkait tindakan Israel di Gaza. Perdana menteri dan Gallant telah membantah melakukan kesalahan.

Netanyahu mengatakan Israel bertindak "sepenuhnya independen," dan mengambil "tanggung jawab penuh" atas serangan di Doha terhadap pimpinan Hamas dalam sebuah pernyataan singkat pada hari Selasa.

Perdana Menteri Israel mengatakan ia "memanggil para pemimpin organisasi keamanan Israel" pada Selasa siang waktu setempat dan "mengesahkan serangan presisi bedah" terhadap pimpinan Hamas.

Serangan itu menargetkan markas besar beberapa anggota Biro Politik Hamas di Doha, menurut Qatar.

Israel telah menghadapi kritik atas serangan tersebut, dengan negara-negara Arab, Inggris, dan Prancis mengecam serangan yang terjadi di wilayah kedaulatan.

Presiden Donald Trump mengatakan ia "tidak senang" dengan serangan Israel di Doha pada Selasa malam menjelang jamuan makan malam dengan beberapa anggota Kabinetnya.

"Saya tidak senang dengan keseluruhan situasi ini. Ini bukan situasi yang baik, tetapi saya akan mengatakan ini, kami ingin para sandera kembali, tetapi kami tidak senang dengan apa yang terjadi hari ini," kata Trump.

Qatar juga mengutuk serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa "serangan kriminal tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap semua hukum dan norma internasional serta ancaman serius terhadap keamanan dan keselamatan warga Qatar dan penduduk Qatar," tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar di X.

Qatar mengatakan akan terus memediasi negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel, sebagaimana yang telah dilakukan bersama Mesir.

Pimpinan Hamas dan negosiator utamanya telah bermarkas di Doha selama bertahun-tahun untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Para pejabat Israel mengatakan serangan terhadap Doha "sepenuhnya dibenarkan," menuduh bahwa pimpinan Hamas inilah yang memulai dan mengorganisir serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

"Kebijakan keamanan Israel jelas -- tangan besi Israel akan bertindak melawan musuh-musuhnya di mana pun. Tidak ada tempat bagi mereka untuk bersembunyi," kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

"Jika para pembunuh dan pemerkosa Hamas tidak menerima syarat Israel untuk mengakhiri perang, terutama pembebasan semua sandera dan pelucutan senjata mereka, mereka akan dihancurkan dan Gaza akan dihancurkan," kata Katz.

Qatar merupakan lokasi pangkalan militer AS terbesar di kawasan tersebut. Pangkalan Udara Al Udeid diserang oleh Iran pada bulan Juni sebagai balasan atas serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, dengan pasukan Qatar membantu AS mencegat rudal-rudal tersebut.

Sebelumnya pada hari Selasa, Trump mengatakan AS "merasa tidak enak" dengan lokasi serangan tersebut dan menambahkan bahwa "pengeboman sepihak di Qatar, sebuah negara berdaulat dan sekutu dekat Amerika Serikat yang bekerja sangat keras dan berani mengambil risiko bersama kami untuk menengahi perdamaian, tidak memajukan tujuan Israel atau Amerika," dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)