Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 11 September 2025 18:53
Doha: Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan pada Rabu bahwa tanggapan regional kolektif sedang dipersiapkan untuk melawan serangan Israel terhadap Doha. Al Thani menekankan bahwa konsultasi sedang dilakukan dengan mitra Arab dan Islam.
"Akan ada respons dari kawasan ini. Respons ini sedang dalam konsultasi dan diskusi dengan mitra lain di kawasan ini," ujar Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, kepada CNN, Kamis 11 September 2025.
“Kami mengharapkan sesuatu yang berarti yang dapat menghalangi Israel untuk melanjutkan intimidasi ini,” ujar Perdana Menteri Al-Thani.
Al Thani menegaskan bahwa Doha akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab dan Islam dalam beberapa hari ke depan guna membahas langkah merespons serangan Israel, yang menyasar sejumlah pimpinan senior Hamas saat mereka tengah mendiskusikan proposal gencatan senjata dari Amerika Serikat.
Al Thani meluapkan kemarahannya atas serangan tersebut dengan mengatakan “Saya tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan betapa murkanya kami terhadap tindakan semacam ini. Ini adalah teror yang dilakukan negara. Kami telah dikhianati.”
Ia juga menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghancurkan harapan bagi para sandera di Jalur Gaza yang ditahan oleh Hamas dan menghalangi upaya gencatan senjata.
"Saya sedang bertemu salah satu keluarga sandera pada pagi hari penyerangan. Mereka mengandalkan mediasi (gencatan senjata) ini. Mereka tidak punya harapan lain,” ujar PM Al-Thani.
"Saya sudah memikirkan ulang, bahkan tentang seluruh prosesnya selama beberapa minggu terakhir, bahwa Netanyahu hanya membuang-buang waktu kita. Netanyahu baru saja menghilangkan harapan bagi para sandera itu, Dia harus diadili. Dia melanggar setiap hukum – dia melanggar setiap hukum internasional," ujar Perdana Menteri Al Thani.
Perdana Menteri Al Thani, menegaskan bahwa negaranya tengah meninjau kembali keterlibatannya dalam perundingan gencatan senjata di Gaza ke depan, menyusul serangan yang menimpa ibu kotanya.
Al Thani tidak mengungkap kondisi pimpinan Hamas maupun kepala negosiator Khalil al-Hayya, dengan mengatakan: “Hingga saat ini… belum ada konfirmasi resmi.”
Kelompok Palestina sebelumnya melaporkan bahwa lima anggotanya tewas dalam serangan tersebut, namun Israel gagal menargetkan delegasi negosiasi.
“Kami sedang berusaha memastikan apakah ada satu orang lagi yang hilang termasuk warga Qatar yang berada dalam kondisi sangat berisiko,” ujar Al Thani.
Al Thani menegaskan bahwa tindakan Netanyahu berpotensi membawa Timur Tengah ke dalam kekacauan, dan menekankan bahwa seluruh negara di kawasan Teluk kini menghadapi risiko serius.
Serangan udara Israel ke Doha memicu kecaman internasional, yang menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran jelas terhadap kedaulatan Qatar dan hukum internasional.
Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 64.600 warga Palestina, menghancurkan sebagian besar wilayah kantung tersebut, serta menyebabkan kelaparan di kalangan penduduknya.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, terkait tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional atas operasi militernya di wilayah kantong tersebut.
(Muhammad Fauzan)