Pembimbing Ibadah Haji konsorsium El Makkaya Fatimah Kartika Sari. Foto: Metrotvnews.com/Misbahol Munir.
Madinah: Sejumlah travel Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) terus berlomba-lomba untuk menghadirkan pelayanan terbaik saat puncak Haji 1446 H/2025 M. Salah satunya datang dari travel PIHK El Makkaya yang tiba di Madinah pada Rabu, 14 Mei 2025. Mereka tengah mengantarkan 83 jemaah, terdiri dari 77 jemaah dan 6 petugas.
Travel konsorsium yang terdiri dari enam PIHK ini menempatkan jemaahnya di hotel bintang lima, yaitu Hotel Dalalat Taiba. Mereka akan menginap selama 9 hari 10 malam untuk menjalankan program unggulan Arbain.
Pemimpin rombongan sekaligus Pembimbing Ibadah Haji konsorsium El Makkaya Fatimah Kartika Sari mengatakan, sekitar 30 persen jemaahnya tergolong berisiko tinggi (risti) karena lanjut usia (lansia). Maka, mereka membawa petugas haji khusus yang ditugaskan mendampingi jemaah.
“Untuk itulah kami membawa 6 petugas yang memang didedikasikan khusus untuk menangani jemaah lansia. Kami pastikan koordinasi internal sesama jemaah pun terjaga kompak,” kata Fatimah saat berbincang dengan tim Media Center Haji (MCH) pada Rabu, 14 Mei 2025.
Pelayanan El Makkaya menonjolkan sisi humanis dan pendampingan intensif, terutama bagi jemaah dengan kondisi fisik rentan. Pihaknya juga mempertimbangkan cuaca ekstrem dan kondisi kesehatan jemaah saat puncak haji nanti. Sebab itu, El Makkaya memutuskan tidak menjalankan skema Tarwiyah.
Seluruh jemaah akan langsung bertolak ke Arafah pada 9 Zulhijjah. Mereka menetap di Maktab 113, di bawah layanan Syarikah Mashariq.
“Keputusan ini diambil demi kenyamanan dan keselamatan jemaah. Alhamdulillah seluruh dokumen termasuk kartu Nusuk sudah kami terima tanpa kendala,” sebut dia.
Jadwal ziarah ke Raudhah dirancang agar tidak membebani jemaah. ?“Kita atur ziarah ke Raudhah tanggal 18 Mei dan ziarah ke Masjid Quba pada Sabtu sebelumnya. Semua kita atur demi menjaga stamina jemaah,” ujar dia.
Memgenai tarif, Fatima menyebutkan bahwa biaya haji khusus El Makkaya berkisar antara Rp230–235 juta, tergantung fluktuasi kurs dolar Amerika Serikat dan pilihan paket. Fasilitas mewah dan pelayanan eksklusif menjadi bagian dari paket tersebut, mulai dari akomodasi bintang lima di Madinah dan Makkah hingga layanan transportasi dan konsumsi terbaik.
Sementara itu, Anwaruddin Ambary, Kabid Pengawasan PIHK
Kemenag RI, menegaskan pentingnya pengawasan dan pembinaan terhadap PIHK selama musim haji. Tim pengawas yang disebar di Bandara Jeddah, Madinah, dan berbagai sektor, bertugas memastikan setiap PIHK memberikan layanan sesuai standar.
“Kami bukan hanya mengawasi, tetapi juga melakukan pembinaan. Fokus kami ada pada pelayanan transportasi, kesehatan, serta keabsahan petugas, harus berizin dan memiliki dokumen resmi,” kata Anwar.
Menurutnya, pola layanan haji khusus sangat variatif, baik dari sisi durasi maupun rute. Namun, pengawasan tetap ketat agar jemaah mendapatkan pengalaman spiritual yang aman dan nyaman.
Perbedaan mendasar antara haji khusus dan reguler kata Anwar, terletak pada standar pelayanan. Haji khusus menawarkan waktu yang lebih fleksibel, fasilitas eksklusif, dan pendampingan lebih intensif.
“Dengan biaya yang lebih tinggi, maka kewajiban PIHK untuk memberikan layanan terbaik juga semakin tinggi. Ini yang kami pastikan langsung di lapangan,” kata Dia.
Kuota haji khusus 2025 sebanyak 17.680 jemaah. Jumlah ini terdiri atas 3.404 jemaah haji khusus lunas tunda, 12.724 jemaah haji khusus berdasarkan nomor urut porsi berikutnya, 177 jemaah haji khusus prioritas lansia (1 persen), serta 1.375 petugas haji (penanggung jawab PIHK, pembimbing, dan petugas kesehatan).