Dukung Ketahanan Pangan, Difabel di Kulon Progo Olah Biji Koro Benguk Jadi Tempe

Kelompok difabel mengubah biji koro benguk menjadi tempe dan keripik bergizi bernama Mucuna Chips. Dok. Istimewa

Dukung Ketahanan Pangan, Difabel di Kulon Progo Olah Biji Koro Benguk Jadi Tempe

Achmad Zulfikar Fazli • 30 October 2025 16:31

Jakarta: Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mencapai ketahanan pangan yang adil dan berkelanjutan. Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, ketahanan pangan berarti tersedianya pangan yang cukup dari jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau bagi setiap individu agar dapat hidup sehat, aktif, dan produktif.

Program pemberdayaan berbasis potensi lokal dan inklusif memiliki peran strategis dalam menegakkan agenda produksi, akses, kesempatan kerja, dan keadilan sosial.

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menegaskan mewujudkan ketahanan pangan yang kokoh dan berkelanjutan bukan hanya soal ketersediaan pangan dalam jumlah besar. Lebih dari itu, dibutuhkan benih yang berkualitas, inovasi yang berkelanjutan, serta keberagaman produksi guna menghadirkan ragam pangan bergizi, terjangkau, dan berkesinambungan bagi seluruh masyarakat.

Harapan dari Sebutir Biji Koro

Di tengah tantangan krisis pangan dan ketimpangan ekonomi, muncul secercah harapan dari sebuah desa di Kulon Progo. Sebuah kelompok difabel yang tergabung dalam Kelompok Difabel Kalurahan (KDK) Santika membuktikan keterbatasan bukan penghalang untuk berdaya.

Bersama BSI Maslahat, mereka mengubah biji koro benguk menjadi tempe dan keripik bergizi bernama Mucuna Chips. Dari dapur sederhana di Dusun Tegowanu, mereka menanam keyakinan ketahanan pangan bisa lahir dari tangan siapa saja, termasuk dari mereka yang kerap terpinggirkan.

KDK Santika mulai mengembangkan usaha benguk pada 2023. Bagi mereka, benguk bukan sekadar bahan pangan lokal, melainkan simbol semangat untuk tetap berdaya dan bermanfaat bagi lingkungan.

Baca Juga:

Warga Binaan Lapas Tangerang Panen Ginseng Dukung Ketahanan Pangan Nasional

Program ini merupakan bagian dari pilar Mitra Umat BSI Maslahat yang berfokus pada pemberdayaan UMKM dan desa. Melalui dukungan pelatihan, sarana usaha, dan jejaring pemasaran, BSI Maslahat membuka peluang bagi anggota KDK Santika mengelola usaha secara mandiri.

Pendapatan rata-rata penerima manfaat meningkat dari Rp1.271.000 menjadi Rp1.450.000 per bulan. Lebih dari sekadar angka, peningkatan ini mencerminkan tumbuhnya rasa percaya diri dan kemandirian di tengah keterbatasan.

Salah satu pengurus KDK Santika, Aris Widayanti, mengaku terlebih dahulu meriset sederhana tentang olahan benguk. Kemudian, dia mempercayakan hasilnya kepada rekan-rekan difabel.

“Alhamdulillah, teman-teman difabel bisa memproduksi dengan lebih baik dan hasilnya seragam dari hari ke hari,” ujar Aris dalam keterangannya, Kamis, 30 Oktober 2025.


Ilustrasi keripik tempe. MI/Bagus Suryo

Di tangannya, ide kecil berubah menjadi gerakan besar yang memberi ruang bagi penyandang disabilitas untuk bekerja dan berkarya setara dengan yang lain.

Misalnya, Sukirdi, penerima manfaat UMKM Keripik Tempe Benguk "Mucuna Chips", di usianya yang kini sudah 57 tahun, semangatnya tetap muda. Dia merupakan salah satu difabel fisik, usai mengalami cedera parah di bagian paha akibat kecelakaan.

Sebagai difabel fisik, dia dulu kesulitan mencari penghasilan yang layak. Melalui Mucuna Chips, dia kini merasa memiliki peran nyata dalam menghidupi keluarganya.

“Saya merasa bangga dan tergugah. Saya ingin terus berusaha agar kami para difabel bisa mandiri,” kata Sukirdi.

Hal ini menjadi bukti inklusivitas bukan sekadar wacana, melainkan harapan yang tumbuh nyata di akar rumput.

Baca Juga: 

Kementan Dorong Pengelolaan Varietas Tanaman untuk Ketahanan Pangan Nasional

Tempe benguk yang mereka hasilkan bukan hanya unik, tetapi juga bergizi tinggi dan terjangkau. Bahan utamanya, koro benguk, mengandung protein nabati yang baik untuk kesehatan dan cocok sebagai alternatif sumber pangan.

Proses produksinya dilakukan secara telaten, mulai dari perebusan, peragian, hingga penggorengan, semuanya dilakukan oleh tangan-tangan difabel yang terampil. Dari sana lahir cita rasa khas Mucuna Chips, renyah dan bernilai gizi tinggi, sekaligus menjadi simbol keberanian untuk mandiri.

Makna Besar Dari Sebutir Biji Koro Benguk untuk Ketahanan Pangan Nasional Pemanfaatan bahan pangan lokal seperti biji koro benguk memiliki makna besar bagi ketahanan pangan nasional.

Dengan memanfaatkan hasil bumi sendiri, masyarakat tidak hanya mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi memperkuat rantai pasok lokal.

Program ini juga berperan penting dalam mendukung tiga tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu SDG 1, karena membantu masyarakat difabel keluar dari jerat kemiskinan melalui wirausaha lokal. Kemudian, SDG 8 karena menciptakan lapangan kerja yang layak bagi kelompok rentan, dan SDG 10 karena menurunkan kesenjangan sosial dengan membuka ruang setara bagi difabel untuk berdaya secara ekonomi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Achmad Zulfikar Fazli)