Generasi Muda Diajak Terus Menguasai Iptek Tanpa Meninggalkan Nilai Spiritual

Pembukaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-Hadits (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025. Istimewa.

Generasi Muda Diajak Terus Menguasai Iptek Tanpa Meninggalkan Nilai Spiritual

Arga Sumantri • 12 October 2025 16:33

Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengajak generasi muda Islam terus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa meninggalkan nilai-nilai spiritualitas. Pratikno menegaskan kemajuan harus dijadikan sarana memperkuat syiar Islam di tingkat global.

Hal ini disampaikan Pratikno saat membuka Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-Hadits (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 di Tugu Persatuan, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu malam, 11 Oktober 2025. Pratikno hadir mewakili Presiden Prabowo Subianto.

"Kemajuan tanpa akhlak ibarat pedang tajam di tangan orang yang matanya tertutup. Di sinilah Al-Qur’an dan Hadis berperan sebagai kompas moral abadi," tegas Pratikno dalam keterangannya, Minggu, 12 Oktober 2025.

Pratikno menegaskan Islam pernah menjadi mercusuar ilmu pengetahuan dunia. Ia mengingatkan bahwa para ilmuwan muslim masa lalu bukan hanya ahli di bidang sains dan teknologi, tetapi juga penghafal Al-Qur’an yang mampu memadukan iman dan akal dalam membangun peradaban besar. 

"Para ilmuwan besar itu bukan hanya ahli pengetahuan, tetapi juga penghafal Al-Qur’an. Ini bukti bahwa iman dan akal dapat bersinergi membangun peradaban," ujar Pratikno.

Ia menegaskan Islam tidak pernah anti terhadap kemajuan. Melainkan, mendorong umatnya menjadi pelopor inovasi yang berpijak pada nilai-nilai akhlakul karimah.

Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menilai STQH Nasional bukan sekadar ajang kompetisi keagamaan, melainkan wasilah spiritual untuk menyemai generasi Qurani yang unggul, tangguh, dan cinta lingkungan. Menurutnya, tema besar tahun ini yaitu 'Syiar Al-Qur'an dan Hadis: Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan' hadir sebagai jawaban atas berbagai tantangan zaman, termasuk meningkatnya ketegangan sosial dan krisis ekologis. 

"Al-Qur’an dan Hadis hadir sebagai suara kenabian yang menyeru pada kasih sayang dan harmoni," ujar Nasaruddin.

Menteri Agama Nasaruddin Umar. Foto: Istimewa.

Ia mengungkapkan penyelenggaraan STQH juga menjadi momentum untuk menanamkan kesadaran ekoteologis di kalangan umat. Merawat lingkungan adalah bentuk zikir sosial. "Dalam setiap ayat tentang alam terselip pesan keseimbangan dan keadilan ekologis. Maka, mencintai Al-Qur’an berarti mencintai bumi dan sesama," tutur Nasaruddin.

STQH Nasional XXVIII digelar di Kendari pada 9–19 Oktober 2025 dengan melibatkan lebih dari seribu peserta dari 35 provinsi di seluruh Indonesia. Total partisipan, termasuk dewan hakim, pendamping, pelatih, dan pejabat pusat serta daerah, mencapai hampir empat ribu orang. 

Selain menjadi ajang perlombaan tilawah dan hadis, STQH juga menjadi sarana strategis dalam pemberdayaan umat. Kegiatan ini mendorong perputaran ekonomi lokal melalui expo UMKM, bazar, dan pasar rakyat berbasis kearifan lokal. 

STQH dinilai berperan penting dalam proses regenerasi ulama muda, penanaman nilai akhlak dan kerukunan, serta penumbuhan kesadaran lingkungan dan ekoteologi, bahwa mencintai Al-Qur’an juga berarti merawat bumi sebagai amanah Tuhan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arga Sumantri)