Prancis Percepat Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza usai KTT Perdamaian di Mesir

Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Anadolu Agency)

Prancis Percepat Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza usai KTT Perdamaian di Mesir

Muhammad Reyhansyah • 14 October 2025 13:19

Sharm el-Sheikh: Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan negaranya akan mempercepat operasi kemanusiaan bagi warga Gaza menyusul pelaksanaan Sharm el-Sheikh Peace Summit di Mesir.

Berbicara kepada wartawan di bandara setelah menghadiri pertemuan pada Senin, 13 Oktober 2025, Macron menyampaikan kepuasannya atas keberlanjutan gencatan senjata antara Israel dan Hamas serta pembebasan 20 sandera asal Israel yang masih hidup oleh kelompok Palestina tersebut.

Ia mengatakan seluruh sandera telah dibebaskan dan bahwa pengiriman bantuan ke Gaza telah dimulai dengan “intensitas yang lebih besar dari yang direncanakan.” Macron menambahkan, upaya kemanusiaan itu akan dipercepat mulai Selasa.

Macron juga menegaskan bahwa Prancis akan bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Israel untuk memastikan distribusi bantuan ke wilayah Gaza berjalan tanpa hambatan. Ia mengumumkan bahwa konferensi bantuan kemanusiaan untuk Gaza akan diselenggarakan dalam beberapa pekan mendatang sebagai bagian dari fase pertama gencatan senjata.

“Pada fase kedua, dana akan dimobilisasi untuk mempercepat proses stabilisasi dan rekonstruksi Gaza,” ujar Macron.

Dikutip dari Anadolu, Selasa, 14 Oktober 2025, Presiden Prancis itu juga menyoroti ketidakpastian mengenai mekanisme pemerintahan Gaza ke depan. Menurutnya, Dewan Keamanan PBB telah mencapai konsensus antara Otoritas Palestina dan sejumlah negara untuk melanjutkan pembahasan resolusi yang akan membuka jalan bagi dimulainya pekerjaan teknis terkait perlucutan senjata Hamas.

Pernyataan Macron datang setelah Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyepakati fase pertama dari rencana gencatan senjata yang ia sampaikan pada 29 September. 

Rencana tersebut mencakup penghentian pertempuran, pembebasan seluruh sandera Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari seluruh Jalur Gaza. Fase pertama kesepakatan itu mulai berlaku pada Jumat lalu.

Fase kedua dari rencana itu akan mencakup pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza, pembentukan pasukan multinasional, serta perlucutan senjata kelompok Hamas.

Pada Senin pagi, proses pembebasan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel telah dimulai setelah Hamas menyerahkan seluruh 20 sandera Israel yang masih hidup.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 67.800 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak dan membuat wilayah itu nyaris tak layak huni.

Baca juga:  Lima Poin Kunci Pidato Trump Tentang Gaza dan Masa Depan Timur Tengah

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)