Dewan Keamanan PBB dalam sebuah pertemuan. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 5 June 2025 07:57
New York: Amerika Serikat (AS) memberikan satu-satunya suara yang menentang resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menuntut "gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen" di Gaza. AS menghalangi resolusi tersebut di Palestina yang dilanda krisis kemanusiaan semakin dalam di daerah kantong yang dilanda perang tersebut.
Rancangan resolusi tersebut, yang juga menyerukan akses bantuan kemanusiaan tanpa batas di Gaza, mendapat dukungan dari 14 anggota dewan lainnya, sebuah pertunjukan konsensus global yang mencolok. Namun AS, dengan menggunakan hak vetonya, menghentikan pengesahannya.
"Amerika Serikat telah menegaskan: Kami tidak akan mendukung tindakan apa pun yang gagal mengutuk Hamas dan tidak menyerukan Hamas untuk melucuti senjata dan meninggalkan Gaza," kata Penjabat Duta Besar AS untuk PBB Dorothy Shea kepada dewan sebelum pemungutan suara, seperti dikutip dari Anadolu, Rabu 5 Juni 2025.
AS beralasan bahwa hal itu juga akan merusak upaya yang dipimpin mereka untuk menengahi gencatan senjata.
Veto tersebut menggarisbawahi dukungan teguh Washington untuk Israel, sekutu terdekatnya dan penerima bantuan militer terbesar di Timur Tengah, bahkan ketika tekanan meningkat secara internasional untuk menghentikan perang.
Pemungutan suara Dewan Keamanan dilakukan saat Israel terus maju dengan serangan di Gaza setelah mengakhiri gencatan senjata dua bulan pada Maret. Otoritas kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan 45 orang pada hari Rabu, sementara Israel mengatakan seorang tentara tewas dalam pertempuran.
Lebih dari 2 juta orang masih terjebak di jalur padat penduduk itu, dengan kelaparan yang mengancam dan persediaan penting yang sangat rendah, meskipun Israel mencabut blokade selama 11 minggu bulan lalu.
"Kami menginginkan perdamaian, tetapi perdamaian tidak bisa berarti membiarkan Hamas berkumpul kembali dan mempersenjatai diri kembali," kata Shea.
"Resolusi ini tidak memenuhi ambang batas itu,” sebut Shea.
Israel telah menolak seruan untuk gencatan senjata tanpa syarat atau permanen, dengan mengatakan Hamas tidak dapat tinggal di Gaza. Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengatakan kepada anggota dewan yang memberikan suara mendukung rancangan tersebut: "Anda memilih peredaan dan penyerahan. Anda memilih jalan yang tidak mengarah pada perdamaian. Hanya menuju lebih banyak teror."
Sementara Hamas mengecam veto AS, menggambarkannya sebagai "bias buta pemerintah AS" terhadap Israel. Rancangan resolusi Dewan Keamanan juga menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan pihak lain.
Veto tersebut merupakan yang pertama oleh Washington sejak Presiden AS Donald Trump menjabat pada bulan Januari.