Hindari Eskalasi Konflik Dagang, Mendag se-ASEAN Bahas Tarif Trump

Menteri Perdagangan Budi Santoso. Foto: dok Kemendag.

Hindari Eskalasi Konflik Dagang, Mendag se-ASEAN Bahas Tarif Trump

Valerie Augustine Budianto • 10 April 2025 17:46

Jakarta: Menteri perdagangan seluruh ASEAN prihatin dengan tarif resiprokal yang ditetapkan Amerika Serikat (AS).

Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan RI Budi Santoso saat menghadiri Pertemuan Special Para Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers/AEM) secara virtual di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis, 10 April 2025.

ASEAN menilai langkah ini dapat mengganggu perdagangan, investasi, serta rantai pasok internasional yang berpengaruh langsung pada UMKM, dunia usaha, dan konsumen, baik di kawasan maupun di internal AS.

Hasil rapat menteri perdagangan seluruh ASEAN memutuskan ASEAN tidak akan melakukan tindakan balasan atau retaliasi terhadap tarif tersebut. Para menteri menyatakan niat mereka untuk berdialog dengan AS secara terbuka dan konstruktif.


 

Baca juga: Menteri Perdagangan se-ASEAN Bahas Tarif Resiprokal Trump via Daring
 

Sistem perdagangan multirateral


Selain itu, ASEAN juga menegaskan komitmen untuk mempertahankan kerja sama di bawah kerangka ASEAN-US Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) dan Expanded Economic Engagement (E3 Workplan).

ASEAN mendorong sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan dan mendukung peran organisasi perdagangan dunia (WTO) sebagai forum penyelesaian sengketa dagang.

Para menteri menyoroti pernyataan Direktur Jenderal WTO yang memaparkan dampak negatif kebijakan tarif AS terhadap negara berkembang. Oleh karena itu, ASEAN mengajak semua pihak untuk menghindari eskalasi konflik perdagangan.

Adapun sebagai upaya menanggapi tantangan global, ASEAN akan terus memperkuat integrasi ekonomi kawasan dan meningkatkan perdagangan intra-ASEAN. Tak hanya itu, ASEAN juga mendorong peningkatan implementasi ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA) dan penuntasan kerangka kerja ekonomi digital ASEAN.

Komitmen ini dipandang sebagai langkah strategis untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, adil, dan inklusif di tengah ketidakpastian global.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)