Rencana Presiden Prabowo Ajak Ngobrol Kritikus Didukung Penuh

Presiden Prabowo Subianto. Metrotvnews.com/Kautsar

Rencana Presiden Prabowo Ajak Ngobrol Kritikus Didukung Penuh

Anggi Tondi Martaon • 13 April 2025 21:34

Jakarta: Wakil Ketua umum Partai Golkar Idrus Marham mendukung langkah Presiden Prabowo Subianto yang mengajak tokoh-tokoh kritis untuk duduk semeja dan berdialog. Hal itu dinilai menunjukkan kepemimpinan Presiden kedelapan itu autentik dan terbuka.

"Ini bukan strategi politik semata. Ini sikap tulus seorang pemimpin yang ingin mendengar langsung berbagai pandangan, termasuk kritik tajam," kata Idrus, melalui keterangan tertulis, Minggu, 13 April 2025.

Eks Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar itu menyampaikan ngobrol dengan kelompok kritikus sudah dimulai Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, bertemu dengan Rocky Gerung dan sejumlah pengamat. Menurut Idrus, ini bentuk kepemimpinan yang menjadikan dialog sebagai dasar membangun bangsa.

Eks Menteri Sosial itu menilai Prabowo tidak hanya ingin membangun koalisi politik, tapi juga koalisi pemikiran. Ia menyebut dialog kritis yang terbuka penting untuk memperkaya kebijakan.

"Koalisi tidak harus soal kursi atau jabatan. Tapi bisa dibangun lewat pertukaran ide dan visi," ungkap dia.

Menurut Idrus, ajakan Prabowo memperlihatkan keinginan kuat untuk membangun harmoni dalam perbedaan. Dialog dengan tokoh-tokoh kritis dianggap penting untuk menjaga keseimbangan antara rasionalitas dan nilai-nilai kebangsaan.

"Bangsa ini besar karena perbedaan. Kalau semua diajak bicara, semua akan merasa dilibatkan," sebut dia.
 

Baca Juga: 

Pertemuan Prabowo-Megawati Baik untuk Pemerintahan, Tapi Tantangan Bagi Demokrasi


Idrus menyampaikan RI 1 sedang memberi contoh. Yakni, menjadikan kritik bisa menjadi energi positif.

"Kalau semua pihak mau duduk semeja, kita bisa cari solusi, bukan hanya saling serang. Ini yang dibutuhkan bangsa hari ujar dia.

Wacana Prabowo berdialog dengan kritikus juga didukung Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Menurut dia, wacaba tersebut sebagai upaya menciptakan iklim intelektual yang sehat.

"Bukan zamannya lagi kritik cuma jadi tontonan. Harus ada solusi. Harus ada arah," ujar Bahlil.

Bahlil menegaskan ajakan dialog ini bukan untuk menumpulkan kritik. Tapi mendorong tradisi berpikir kritis yang bertanggung jawab. 

Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar itu menilai kebebasan berpikir harus dibarengi etika, bukan emosi. "Kritik beda dengan umpatan. Mengkritik untuk membangun, bukan menyerang pribadi atau menebar kebencian," ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)