Indonesia Tak Kebal Gejolak Global, Airlangga: Banyak Hal yang Bisa Dilakukan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Dokumen Kemenko Perekonomian

Indonesia Tak Kebal Gejolak Global, Airlangga: Banyak Hal yang Bisa Dilakukan

Annisa Ayu Artanti • 16 January 2025 18:02

Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan banyak hal yang bisa dilakukan dan diselesaikan dengan sikap optimisme yang ada saat ini.
 
Dia membeberkan di kondisi global yang masih penuh dinamika, namun indikator perekonomian nasional masih memperlihatkan level yang aman dan asumsi ekonomi yang ditetapkan Pemerintah dalam APBN masih cenderung relevan.
 
Ketahanan berbagai indikator ekonomi tersebut yakni mulai dari terkendalinya harga komoditas, inflasi tetap terkendali dan mampu mencatatkan inflasi terendah sepanjang sejarah, pertumbuhan ekonomi tahun 2024 yang diproyeksi masih berada pada kisaran angka 5 persen (yoy), neraca perdagangan yang surplus selama 56 bulan berturut-turut, hingga cadangan devisa yang relatif aman.
 
"Dengan optimisme, banyak hal bisa kita lakukan dan banyak hal bisa kita selesaikan,” kata Airlangga dalam acara BNI Investor Daily Roundtable, dikutip dari siaran pers, Kamis, 16 Januari 2024.
 
Menurutnya, indikator yang positif itu tidak menandakan Indonesia kebal namun tetap berhati-hati, khususnya dalam kondisi gejolak di masa depan. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya menjaga dan meningkatkan daya tahan ekonomi serta menjaga nilai tukar rupiah.
 
“Tentu kita tidak imun terhadap kemungkinan gejolak ke depan, tetapi dengan situasi yang ada sekarang, tentu pemerintah tetap berhati-hati,” ungkap Airlangga.
 
Baca juga: 

Pertumbuhan Ekonomi Dunia Diramal Gak Berubah Tahun Ini, Masih 2,8%




Ilustrasi. Foto: Medcom.id
 
Terkait dengan inflasi, pemerintah terus berupaya mengendalikan volatile food melalui Tim Pengendali Inflasi baik di tingkat pusat maupun daerah.
 
Pemantauan inflasi dilakukan secara rutin, sehingga apabila terjadi lonjakan kenaikan barang-barang pokok dapat segera diatasi oleh pemerintah, termasuk dalam kaitannya dengan logistik barang.
 
Selanjutnya mengenai konsumsi domestik, Airlangga menuturkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen masih berada pada angka yang relatif tinggi sehingga daya beli masyarakat masih cenderung baik.
 
Pada Desember 2024 lalu, Pemerintah mengeluarkan insiasi sejumlah program belanja murah untuk mendorong daya beli masyarakat yakni Hari Belanja Online Nasional (Harbonas), Belanja di Indonesia Aja (BINA), dan EPIC Sale yang melibatkan lebih dari 82 ribu gerai di seluruh Indonesia.  
 
Selain konsumsi, Airlangga juga menyampaikan bahwa investasi dan ekspor juga menjadi salah satu sektor andalan pemerintah. Komoditas utama untuk ekspor tersebut mulai dari baja, kelapa sawit, hingga batu bara.
 
Ke depan, pemerintah juga akan terus mendorong hilirisasi, namun tidak hanya pada sektor manufaktur yang saat ini telah dilakukan, melainkan juga akan dilakukan pendalaman struktur untuk mencari devisa dan substitusi impor.
 
Dalam kaitannya dengan kerja sama internasional, Pemerintah juga telah menjalankan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk keanggotaan BRICS, proses aksesi OECD, hingga berbagai forum internasional lainnya.
 
Keikutsertaan dalam berbagai forum tersebut ditujukan untuk mendorong kekuatan geopolitik Indonesia dengan tidak hanya berpihak pada salah satu negara.
 
“Jadi dengan kita punya keanggotaan di berbagai forum ataupun sedang berproses maka mereka melihat bahwa kebijakan publik yang kita lakukan adalah punya benchmark. Jadi best practice-nya mereka. Ini yang sebetulnya jangka kedepannya akan mendorong investasi dan juga perdagangan. Jadi dua hal yang bisa kita capai plus nanti tentu pembiayaan,” jelas Airlangga.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)