Global Sumud Flotilla Diserang Objek Diduga Drone di Lepas Pantai Tunisia

Global Sumud Flotilla, yang terdiri atas sekitar 20 kapal dengan delegasi dari 44 negara, akan mencoba menembus blokade Israel menuju Gaza. (Anadolu Agency)

Global Sumud Flotilla Diserang Objek Diduga Drone di Lepas Pantai Tunisia

Willy Haryono • 9 September 2025 07:54

Tunis: Salah satu kapal utama armada Global Sumud Flotilla (GSF), yang dikenal dengan nama “Family Boat,” diserang benda diduga pesawat nirawak (drone) di lepas pantai Tunisia, menurut keterangan penyelenggara.

Kapal berbendera Portugal itu membawa anggota Komite Pengarah GSF serta sejumlah aktivis, demikian pernyataan GSF yang diunggah di media sosial Instagram pada Senin malam waktu setempat.

“Seluruh penumpang dan awak kapal selamat,” tulis pernyataan GSF yang dikutip TRT World, Selasa, 9 September 2025.

“Penyelidikan sedang berlangsung, dan informasi lebih lanjut akan segera diumumkan,” sambungnya.

“Tindakan agresi yang bertujuan menakut-nakuti dan menggagalkan misi kami tidak akan melemahkan tekad. Misi damai kami untuk mematahkan blokade Gaza dan menunjukkan solidaritas dengan rakyatnya akan terus berjalan dengan keteguhan hati,” lanjut pernyataan GSF.

Dalam sebuah video di Instagram, Acar, anggota komite pengarah, menyampaikan bahwa, “sebuah drone melintas tepat di atas, menjatuhkan bom, lalu meledak, dan kapal pun terbakar.”

Global Sumud Flotilla, yang diambil dari kata Arab “sumud” berarti keteguhan, terdiri dari sekitar 20 kapal dengan peserta dari berbagai negara, termasuk dokter, jurnalis, dan aktivis.

Sekitar 150 aktivis, mulai dari Tunisia, Turki, hingga Eropa, Afrika, dan Asia, ikut serta dalam inisiatif ini — termasuk dua jurnalis Metro TV, Iqbal Himawan dan Yahdin Syafrizal.  

GSF berlayar dari Barcelona pada akhir Agustus, bersama kelompok lain dari Genoa, Italia, dan dijadwalkan berangkat dari Tunisia menuju Gaza pada Rabu besok. Tujuan pelayaran GSF adalah menantang blokade Israel dan mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Genosida dan Kelaparan

Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) yang didukung PBB melaporkan pada 22 Agustus bahwa kelaparan telah melanda Gaza utara dan memperingatkan kemungkinan penyebaran lebih luas selama blokade Israel berlanjut.

Genosida Israel di Gaza telah memasuki hari ke-700 pada Jumat lalu, dengan lebih dari 64.500 warga Palestina terbunuh sejak Oktober 2023, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Selama genosida, Israel menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza hingga rata dengan tanah dan praktis membuat seluruh penduduknya terusir.

November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Baca juga:  Relawan Global Sumud Flotilla Cek Kesiapan Kapal di Pelabuhan Tunisia

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)