Serangan Rusia ke Ukraina Rusak Enam Gedung Kedutaan Negara Barat

Serangan misil Rusia ke ibu kota Ukraina, Kyiv. (Anadolu)

Serangan Rusia ke Ukraina Rusak Enam Gedung Kedutaan Negara Barat

Marcheilla Ariesta • 20 December 2024 21:16

Moskow: Serangan Rusia merusak enam kedutaan negara Barat di Ukraina. Beberapa misi diplomatik yang rusak antara lain milik Portugal, Argentina, Albania, dan Montenegro, mereka diketahui ada dalam satu gedung.

 

Portugal mengutuk serangan Rusia di ibu kota Ukraina, Kyiv pada Jumat, 20 Desember 2024.

 

Karena duta besar Rusia tidak ada di Lisbon, kuasa usaha Federasi Rusia telah dipanggil untuk mengajukan protes resmi, kata pemerintah Portugal.

 

"Terjadi serangan yang sangat hebat oleh Federasi Rusia di kota Kyiv, dan salah satu ledakan menyebabkan kerusakan material yang relatif ringan pada fasilitas diplomatik beberapa negara, termasuk kantor kedutaan besar Portugal," kata Menteri Luar Negeri Portugal Paulo Rangel kepada media lokal, dilansir dari The Moscow Times.

 

Di antara negara-negara yang misi diplomatiknya berada "di gedung yang sama" yang terkena ledakan itu. Ia menyebut Argentina, Albania, dan Montenegro.

 

"Sama sekali tidak dapat diterima jika serangan merusak atau menargetkan fasilitas diplomatik," kata Rangel.

 

"Untuk saat ini, ini adalah posisi yang harus diambil Republik Portugal terhadap Federasi Rusia. Langkah-langkah lain akan diambil di tingkat lain beberapa saat kemudian," tambah Rangel.

 

Sementara itu, dilaporkan satu orang tewas dalam serangan terbaru Rusia ke ibu kota Ukraina itu. Sebanyak tujuh orang terluka juga karena serangan tersebut.

 

Serangan pada Jumat pagi itu juga merusak gedung-gedung di seluruh Kyiv dan memicu kebakaran di beberapa gedung, menurut kepala administrasi militer Kyiv, Serhiy Popko.

 

Rusia meluncurkan delapan rudal ke Kyiv, kata Popko, seraya menambahkan bahwa Rusia menggunakan rudal hipersonik Kinzhal dan rudal balistik Iskander/KN-23 untuk melakukan serangan itu.

 

Wali Kota Vitali Klitschko mengatakan pertahanan udara beroperasi menyusul serangan rudal yang menurut Rusia merupakan "respons" terhadap serangan Ukraina minggu ini yang menggunakan rudal Barat terhadap pabrik kimia di Rusia selatan.

 

"Menanggapi tindakan rezim Kyiv, yang didukung oleh para pengendali Baratnya, serangan gabungan dengan senjata presisi jarak jauh diluncurkan hari ini," kata kementerian pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.

 

Laporan media di Ukraina, mengutip saksi di lapangan, mengatakan serangkaian ledakan keras terdengar di Kyiv dan asap terlihat mengepul di sebagian kota.

 

Baca juga: Dubes Rusia Siap Nantikan Manuver Trump Terkait Perang dengan Ukraina

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)