Ilustrasi. Foto: MI/Usman Iskandar.
Husen Miftahudin • 7 February 2024 09:05
Jakarta: Harga emas hari ini mengalami pergerakan dinamis, dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk kebijakan Federal Reserve dan perubahan dalam kondisi ekonomi global.
"Harga emas cenderung memiliki peluang untuk kembali naik, meski dihadapkan pada tantangan kenaikan suku bunga," ungkap analisis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer, dikutip dari analisis hariannya, Rabu, 7 Februari 2024.
Sebelumnya, harga emas mengalami penurunan karena penguatan dolar AS yang dipicu oleh kebijakan The Fed. Namun, prediksi dari Fischer menunjukkan potensi kenaikan terhadap emas masih memikat bagi investor, terutama karena kondisi perekonomian yang belum membaik.
Selain itu, ia memperingatkan potensi kenaikan dolar AS dapat membuat harga emas turun lebih dalam, sehingga perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut.
Berdasarkan rangkuman harga emas dunia pada Selasa, terlihat upaya rebound untuk koreksi setelah penurunan pada sesi Senin kemarin. Harga emas spot naik 0,06 persen menjadi USD2.026,36 per ons, sementara harga emas berjangka stabil di kisaran USD2.042,55 per ons. Namun, kedua logam kuning ini berakhir melemah 0,7 persen pada akhir perdagangan Senin.
Penurunan harga emas di perdagangan Asia pada Senin disebabkan oleh kombinasi data pasar tenaga kerja yang kuat dan sikap hawkish Federal Reserve. Harga emas turun dari level tertinggi di atas USD2.050 per ons, dengan prospek kenaikan suku bunga yang tinggi menjadi alasan utama. Emas diperkirakan akan menghadapi support di USD2.030,85 per ons dan resistance di USD2.083,20 per ons.
Di sisi lain, indeks dolar AS, yang memantau kinerja greenback, ditutup naik 0,51 persen pada akhir Senin, mencapai level 104,315. Kerugian awal emas dipicu oleh angka nonfarm payrolls yang jauh lebih kuat dari perkiraan untuk Januari, memberikan The Fed lebih banyak ruang untuk menahan suku bunga lebih tinggi.
Baca juga: Meski Melemah, Dolar AS Masih Punya Amunisi untuk Menguat