Jokowi: Pabrik Amonium Nitrat di Bontang Kurangi 8% Impor Bahan Baku Pupuk

Presiden Jokowi dalam peresmian Pabrik industri amonium nitrat di Bontang, Kaltim. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr.

Jokowi: Pabrik Amonium Nitrat di Bontang Kurangi 8% Impor Bahan Baku Pupuk

Indriyani Astuti • 29 February 2024 12:10

Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap pembangunan industri amonium nitrat di Bontang, Kalimantan Timur, mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan baku pupuk. Setidaknya, pabrik tersebut bisa mengurangi delapan persen dari 21 persen kebutuhan amonium nitrat nasional yang dipenuhi dengan impor.

"Saya senang pabrik ini selesai nanti bisa menambah bahan baku pembuatan pupuk di tanah air utamanya NPK," ujar presiden saat peresmian pabrik amonium nitrat Bontang, Kalimantan Timur, Kamis, 29 Februari 2024.

Investasi yang telah ditanamkan untuk pembangunan pabrik tersebut sebesar Rp1,2 triliun. Presiden minta agar industri itu lebih dikembangkan lagi.

"Anggaran Rp1,2 triliun saya kira untuk Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) bukan uang yang kecil," tutur presiden.
 

Baca juga: 

Hari Kedua di Kaltim, Jokowi Kunjungi Bontang dan IKN


Ia berharap nantinya 21 persen kebutuhan bahan baku pupuk yang diimpor dapat dibuat di dalam negeri. Sehingga, Indonesia tak lagi bergantung pada impor.

"Jadi perlu diteruskan agar 21 persen itu rampung semuanya. Jadi betul-betul bisa kita pegang," ujarnya.

Kepala Negara menyampaikan pemerintah mendorong kemandirian industri pupuk. Dengan demikian, petani mendapatkan kepastian soal penyaluran pupuk.

"Kalau pupuk kita semakin meningkat produktivitasnya, tentu saja yang kita salurkan kepada petani kita akan semakin pasti berapa ton yang akan dikirim," ujar dia

Pada saat menyampaikan keterangan media, presiden menjelaskan amonium nitrat juga merupakan bahan baku bagi industri pertahanan. Salah satunya, bahan baku peledak.

"Kalau kita sudah punya bahan bakunya, kita tidak tergantung dengan negara lain," ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)