Fachri Audhia Hafiez • 3 March 2024 18:22
Jakarta: Penanjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di sistem penghitungan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) direspons calon presiden nomor 1 Anies Baswedan. Dia meminta suara tak sengaja diada-adakan untuk memenangkan PSI.
"Teman-teman media terus pantau agar jujur kalau memang ada suaranya harus dilindungi, kalau memang tidak ada suaranya jangan diada-adakan," kata Anies di Kampung Susun Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu, 3 Maret 2024.
Dia mengingatkan pesannya terkait pengawasan rekapitulasi suara. Anies ingin masyarakat terus mengawasi proses tersebut di tempat pemungutan suara (TPS).
"Datang ke TPS awasi. Sekarang saatnya seluruh rakyat mengawasi. Karena kejahatan itu takut transparansi tidak ada kejahatan yang berani terhadap transparansi," ujar Anies.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan Pemilu 2024 harus jadi kontestasi membanggakan. Pesta demokrasi itu mesti dijaga, agar tak memalukan.
"Kenapa memalukan? Memalukan itu ada yang disembunyikannya (dari) yang dikerjakan," ucap Anies.
Menurut Anies, jika perolehan suara
PSI dan membuat kegelisahan di publik, kejanggalan lain juga mesti dipertanyakan. Berbagai penyimpangan pada pemilu juga jangan dibiarkan terjadi.
"Kalau ini bisa terjadi berarti yang lain lain bagaimana? Mungkin ada kejadian serupa yang tidak diketahui. Jadi jangan sampai peristiwa-peristiwa yang merupakan penyimpangan lolos dari pengawasan dan jangan sampai dibiarkan terjadi," ujar Anies.
Publik dihebohkan dengan perolehan suara PSI yang naik signifikan berdasarkan data real count Komisi Pemilihan Umum (KPU). Partai yang dipimpin putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, itu memperoleh 2.403.321 suara atau sudah tembus 3,13 persen berdasarkan data per Minggu, 3 Maret 2024, pukul 16.07 WIB.
Data yang masuk baru sebesar 65.81 persen dan dihimpun dari 541.785 tempat pemungutan suara (TPS) dari total 823.236 TPS.
Di sisi lain, pada data dari hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei, suara PSI tidak mencapai tiga persen. Hal itu menuai pertanyaan dari berbagai pihak.