Khaled Nabhan bersama cucunya, Reem. (CNN / Courtesy of Nabhan family)
Willy Haryono • 17 December 2024 20:31
Gaza: Seorang kakek Palestina di Gaza, Khaled Nabhan, yang sempat menarik perhatian dunia karena video pilu perpisahannya dengan sang cucu tahun lalu, tewas akibat tembakan tank Israel pada Senin, 16 Desember 2024.
Nabhan, yang sebelumnya dikenal karena penghormatan terakhirnya pada cucunya yang berusia 3 tahun, kini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan komunitasnya.
Nabhan pertama kali dikenal dunia setelah momen pilu dirinya mencium tubuh tak bernyawa sang cucu, Reem, yang saat itu berusia 3 tahun, menyentuh hati banyak orang di media sosial. Dalam video yang menyebar luas, Nabhan menyebut Reem sebagai “jiwa dari jiwaku.”
“Saya biasa mencium pipinya, hidungnya, dan dia akan tertawa,” ujar Nabhan, seperti dikutip dari CNN, Selasa, 17 Desember 2024.
“Tapi kali ini saya menciumnya, dan dia tidak bangun lagi,” lanjutnya dengan suara bergetar.
Pada November 2023, Reem dan kakaknya, Tarek yang berusia 5 tahun, tewas saat tidur di rumah mereka yang hancur akibat serangan udara Israel di Kamp Pengungsi Al Nuseirat, Gaza Selatan.
Dalam wawancara lainnya, Nabhan mengenang malam terakhir bersama cucu-cucunya. Ia bercerita sambil menangis bahwa kedua anak kecil itu memohon kepadanya agar diizinkan bermain di luar. Namun, Nabhan menolak karena takut akan bahaya serangan udara yang terus terjadi.
Setahun kemudian, pada Senin, 16 Desember 2024, Nabhan kehilangan nyawanya setelah terkena tembakan tank Israel, menurut laporan Rumah Sakit Al-Awda di Nuseirat, Gaza Tengah.
Keponakan Nabhan, Saed Nabhan, mengungkapkan bahwa tank Israel melepaskan tembakan di sekitar lingkungan mereka. Ketika berlari ke rumah sakit untuk mencari tahu korban, ia terkejut mendapati bahwa salah satu jenazah adalah pamannya sendiri.
Saksi mata mengatakan bahwa Nabhan tengah mencoba menolong korban yang terluka di lokasi serangan, tetapi ia langsung tewas akibat tembakan tank berikutnya.
“Dia adalah pria luar biasa yang kami cintai. Tidak akan ada orang seperti dia lagi,” ujar Saed dengan penuh kesedihan.
Rekaman yang dibagikan oleh jurnalis lokal di Gaza memperlihatkan tubuh Nabhan yang tak bernyawa terbaring di ranjang rumah sakit, bersimbah darah, dikelilingi oleh kerabat yang menangis pilu. Suara tangisan memanggil nama panggilan Nabhan, “Oh, Abu Diaa,” menggema di sekitar ruangan.
Kematian Nabhan menjadi simbol baru dari penderitaan rakyat Palestina yang terus menghadapi dampak kekerasan di wilayah konflik tersebut. (Muhammad Reyhansyah)