Malaysia Bakal Potong Subsidi Solar

Ekonomi Malaysia. Foto: Unsplash.

Malaysia Bakal Potong Subsidi Solar

Arif Wicaksono • 22 May 2024 13:25

Kuala Lumpur: Malaysia akan mulai memotong subsidi bahan bakar untuk meningkatkan posisi fiskalnya, dimulai dengan solar, sebuah langkah yang akan menghemat sekitar empat miliar ringgit (USD852 juta) per tahun.
 

baca juga:

Ekspor Malaysia Tumbuh 9,1%


Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim telah berulang kali berjanji untuk beralih dari subsidi menyeluruh ke sistem yang ditargetkan yang terutama membantu kelompok berpenghasilan rendah.

Anwar mengatakan penghematan dari pemotongan subsidi dapat disalurkan kembali kepada mereka yang membutuhkan, termasuk bantuan tunai kepada pemilik kendaraan diesel yang memenuhi syarat seperti petani padi dan pedagang kecil.

"Saya mengingatkan subsidi apa pun yang ditargetkan tidak boleh membebani sebagian besar masyarakat," kata Anwar, dilansir Channel News Asia, Rabu, 22 Mei 2024.

Dia menuturkan reformasi subsidi solar hanya akan melibatkan konsumen di semenanjung Malaysia.  Dia tidak memberikan tanggal kapan pemotongan subsidi akan berlaku, dan mengatakan rincian lebih lanjut akan diumumkan kemudian.

Malaysia diproyeksikan menghabiskan 52,8 miliar ringgit untuk subsidi dan bantuan sosial tahun ini, turun dari perkiraan 64,2 miliar ringgit pada 2023, menurut anggarannya untuk 2024.

Peralihan ke subsidi yang ditargetkan terjadi ketika Malaysia berupaya menerapkan reformasi ketenagakerjaan dan mengatasi stagnasi upah di tengah kenaikan harga.

Malaysia kerap mensubsidi bahan bakar, minyak goreng, beras, dan barang-barang lainnya. Namun kenaikan harga komoditas telah menyebabkan kenaikan biaya dalam beberapa tahun terakhir, sehingga membebani kas pemerintah.

Menaikkan gaji PNS

 Anwar bulan ini mengumumkan kenaikan gaji pegawai negeri sebesar 13 persen mulai bulan Desember, dan berjanji untuk menerapkan usulan kebijakan upah progresif dan langkah-langkah lain untuk meningkatkan pendapatan.

Anwar mengatakan pajak keuntungan modal atas pelepasan saham yang tidak terdaftar dan pungutan baru lainnya yang diperkenalkan tahun ini akan menghasilkan peningkatan pendapatan pajak sekitar 4,5 miliar ringgit, sementara reformasi subsidi listrik diharapkan menghasilkan penghematan sekitar empat miliar ringgit. Inflasi diperkirakan akan meningkat setelah penghapusan subsidi menyeluruh.

Bank sentral Malaysia memproyeksikan inflasi umum akan berkisar antara dua persen dan 3,5 persen tahun ini, dibandingkan dengan 2,5 persen pada 2023, setelah memperhitungkan rencana subsidi dan penyesuaian pengendalian harga.

Malaysia mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 3,7 persen pada 2023, penurunan tajam dari angka tertinggi dalam 22 tahun sebesar 8,7 persen pada 2022. Pada kuartal pertama, perekonomian tumbuh sebesar 4,2 persen, mengalahkan perkiraan para analis yang didukung oleh belanja rumah tangga yang lebih tinggi dan pemulihan ekspor.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)