Harga emas dunia. Foto: Unsplash.
New York: Harga emas dunia tertekan pada pembukaan perdagangan hari ini. Emas dunia melemah setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) terbaru masih tinggi dan mengisyaratkan The Fed akan membutuhkan waktu menurunkan suku bunga.
Melansir Investing, harga emas dunia acuan XAU/USD melemah 0,12 persen ke level USD2.329 per ons pada pembukaan Jumat, 26 April 2024. Emas dunia sudah naik 16,1 persen dalam setahun.
Harga spot emas saat ini hampir menembus di bawah level support USD2.300 per ons, yang dapat menandakan lebih banyak kerugian jangka pendek untuk logam mulia. Namun, pergerakan emas selanjutnya diperkirakan akan didorong sebagian besar oleh isyarat yang akan datang mengenai ekonomi dan suku bunga AS
Angka inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan dan sinyal Fed yang hawkish membuat para pedagang sebagian besar memperkirakan ekspektasi penurunan suku bunga pada Juni sebuah skenario yang memberikan lebih banyak tekanan jangka pendek untuk harga emas.
Data AS terbaru menunjukkan perkiraan awal PDB kuartal pertama naik 1,6 persen, tahun-ke-tahun, jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 2,4 persen. Sementara itu, indeks inflasi PCE inti naik 3,7 persen pada periode yang sama, dibandingkan ekspektasi kenaikan 3,4 persen.
AS akan menghadapi era stagflasi
Beberapa analis dan ekonom melihat data PDB AS saat ini menunjukkan stagflasi yang menunjukan rendahnya pertumbuhan ekonomi dan kenaikan inflasi. Ada juga yang melihat awal dari soft landing perekonomian AS yang telah dibicarakan selama setahun terakhir.
Perlambatan pertumbuhan PDB merupakan hal yang bullish untuk logam mulia, namun angka inflasi yang lebih tinggi bersifat bearish.
Data AS terkini mendorong benchmark obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun ke tingkat imbal hasil (yield) tertinggi sebesar 4,71 persen. Meskipun pertumbuhan ekonomi AS melambat pada kuartal pertama, angka inflasi yang masih tetap kemungkinan akan menghalangi The Fed untuk merubah tingkat suku bunga dalam waktu dekat.