Kecerdasan Buatan Menaikkan Produktivitas Sektor Keuangan

Kecerdasan buatan. Foto: Unsplash.

Kecerdasan Buatan Menaikkan Produktivitas Sektor Keuangan

Arif Wicaksono • 21 May 2024 16:06

London: Jenis-jenis bisnis yang paling mungkin menggunakan kecerdasan buatan mengalami pertumbuhan produktivitas pekerja hampir lima kali lebih cepat ketimbang sektor lainnya.
 

baca juga:

AI Dorong Nilai Tambah Perusahaan Italia Sebesar USD54,3 Miliar


PwC menuturkan produktivitas di bidang jasa profesional dan keuangan serta teknologi informasi tumbuh sebesar 4,3 persen antara 2018 dan 2022, dibandingkan kenaikan sebesar 0,9 persen di bidang konstruksi, manufaktur dan ritel, makanan dan transportasi.

"Data tersebut menunjukkan kebangkitan kecerdasan buatan dapat membantu negara-negara keluar dari pola pertumbuhan produktivitas rendah yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, upah dan standar hidup," kata PwC, dilansir Channel News Asia, Selasa, 21 Mei 2024.

Pemimpin Pasar Global dan Layanan Pajak & Hukum PwC,Carol Stubbings mengatakan sektor-sektor yang sangat produktif memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dalam lowongan pekerjaan bagi orang-orang yang memiliki keterampilan AI dibandingkan yang tidak memiliki keterampilan AI. Hal ini menunjukkan AI berperan dalam produktivitas yang lebih tinggi di sektor-sektor tersebut.

Tren pertumbuhan produktivitas yang dihasilkan oleh teknologi ini kemungkinan akan meningkat seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang menerapkan AI generatif yang dapat digunakan oleh spesialis non-AI.

"Tantangan AI, dan khususnya AI generatif, adalah kecepatan perubahannya," kata Stubbings.

AI hantam tenaga kerja global

Pekan lalu, Kepala Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan AI menghantam pasar tenaga kerja global seperti tsunami dan kemungkinan besar akan berdampak pada 60 persen pekerjaan di negara-negara maju dalam dua tahun ke depan.

Laporan PwC melacak dan menganalisis lebih dari setengah miliar iklan lowongan kerja di 15 negara kaya dan menggunakan data dari Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Dikatakan, pekerjaan yang membutuhkan keterampilan AI - termasuk peran spesialis AI dan non-spesialis - memiliki rata-rata premi sebesar 25 persen di AS dan 14 persen di Inggris.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)