Hamas sambut baik gencatan senjata dengan Israel. Foto: Associated Press
Fajar Nugraha • 22 November 2023 13:03
Gaza: Hamas menyambut baik 'gencatan senjata kemanusiaan' dengan Israel. Mereka mengeluarkan pernyataan yang menguraikan rincian perjanjian tersebut.
Kelompok tersebut mengatakan, ratusan truk yang membawa bahan bakar, bantuan kemanusiaan dan medis akan memasuki wilayah kantong yang terkepung selama gencatan senjata.
Hamas juga setuju untuk membebaskan 50 sandera perempuan dan anak-anak sebagai ganti Israel membebaskan 150 sandera perempuan dan anak-anak. Keduanya sepakat bahwa usia 19 tahun adalah batasan untuk memiliki sandera anak.
“Selama gencatan senjata, Israel telah berjanji untuk tidak menyerang atau menangkap siapa pun di Jalur Gaza. atau menghalangi pergerakan orang di sepanjang jalan raya Salah al-Din, jalan utama yang membentang di utara dan selatan Gaza,” sebut pernyataan Hamas.
Wilayah utara Gaza akan menghentikan operasi udara Israel selama enam jam sehari dari jam 10.00 pagi sampai jam 1.00 siang. Di Gaza selatan, operasi udara Israel akan dihentikan selama empat hari gencatan senjata.
Selama gencatan senjata tidak akan ada aksi militer dan Israel tidak akan memindahkan kendaraan militer apapun di Gaza.
Hamas juga berterima kasih kepada Mesir dan Qatar atas peran mereka.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada kabinetnya pada Selasa 22 November 2023 bahwa kesepakatan pembebasan sandera adalah ‘keputusan yang sulit namun merupakan keputusan yang tepat’. Netanyahu menegaskan operasi militer akan tetap berlangsung.
“Ini adalah keputusan yang sulit namun merupakan keputusan yang tepat,” ujar PM Netanyahu.
"Seluruh lembaga keamanan mendukung penuh hal itu,” sebut Netanyahu.
Berdasarkan perjanjian tersebut, yang menurut sumber tersebut masih bisa berubah, antara 50 hingga 100 warga sipil Israel dan warga sipil berkewarganegaraan ganda akan dibebaskan sebagai imbalan atas sekitar 300 wanita dan anak-anak Palestina yang saat ini ditahan di penjara-penjara Israel.
“Ini akan memungkinkan IDF untuk bersiap melanjutkan pertarungan – perang sedang berlangsung, dan akan terus berlanjut sampai kita mencapai semua tujuan kita: menghancurkan Hamas dan memulangkan semua sandera,” kata Netanyahu.
Jumlah warga Palestina yang tewas di Jalur Gaza telah telah menyentuh angka 14.000 orang sejak konflik Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober 2023. Di antara korban tewas terdapat 5.840 anak-anak dan 3.920 wanita, sementara lebih dari 33.000 lainnya terluka.