61,2% Kebakaran di Jakarta Akibat Korsleting Listrik

Ilustrasi. Medcom.id

61,2% Kebakaran di Jakarta Akibat Korsleting Listrik

Farhan Zhuhri • 18 September 2024 18:31

Jakarta: Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan sebagian besar kasus kebakaran di Jakarta disebabkan korsleting listrik. Peristiwa ini terdata sejak Januari-Agustus 2024.

"Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta mencatat sepanjang Januari-Agustus 2024 terdapat 61,12 persen kejadian kebakaran yang disebabkan korsleting listrik," ujar Heru dalam keterangannya, Rabu, 18 September 2024.

Sebagai langkah antisipasi, lanjut Heru, Pemprov Jakarta terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak untuk melakukan sejumlah aksi, seperti sosialisasi kebakaran kepada warga di seluruh wilayah Jakarta. Heru mengimbau masyarakat agar semakin waspada terhadap potensi kebakaran, terutama karena korsleting listrik.

Kepala Sekretariat Presiden RI ini juga meminta masyarakat bijaksana dalam memakai listrik dan memastikan penggunaan peralatan listrik sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Kemudian rutin melakukan pemeliharaan dan pembaruan instalasi listrik. Bersama kita tingkatkan perlindungan bagi warga dengan menciptakan lingkungan yang lebih aman, serta tertib dari risiko kejadian kebakaran guna mendukung terwujudnya Jakarta Kota Global yang layak huni dan berkelanjutan," jelas Heru.

Relawan Kebakaran

Sementara, Anggota DPRD DKI Jakarta Mujiyono mengaku telah membentuk relawan kebakaran saat menjabat sebagai Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024. Tim ini dibentuk setelah Mujiyono menggandeng lembaga pendidikan negeri dalam menanggulangi insiden kebakaran di permukiman.

"Saya pernah buat kajian bersama teman-teman ITB (Institut Teknologi Bandung) kaitannya dengan penanganan kebakaran di permukiman padat penduduk, kurang lebih 3-4 tahun yang lalu. Pada akhirnya menjadi supporting document (berkas pendukung) untuk program relawan kebakaran," kata Mujiyono.
 
Baca Juga: 

Kebakaran Pasar Comboran Diselidiki, Pedagang Terima Santunan


Menurut dia, program yang diluncurkan dua tahun lalu ini menjadi salah satu warisan (legacy) dari Komisi A DPRD DKI Jakarta untuk masyarakat. Di setiap RW terdapat 30 komponen masyarakat yang peduli dengan pencegahan kebakaran.

"Relawan ini diperlukan karena potensi kebakaran yang paling besar berada di wilayah permukiman padat penduduk. Kalau kita narasikan daerah kumuh itu, potensi kebakarannya sangat tinggi, penyebabnya terutama karena korsleting listrik kalau nggak salah hampir 60 persen," ujar Ketua DPD Demokrat Jakarta ini.

Selain itu, Komisi A DPRD periode 2019-2024 kerap menyuarakan pentingnya penanganan kebakaran kepada Pemprov Jakarta. Hal tersebut disampaikan anggota dewan dalam setiap rapat paripurna terkait Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur soal pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap tahun.

"Penanganan kebakaran di Jakarta atau di Indonesia pada umumnya itu enggak sesederhana seperti penanganan di kota lain atau negara lain. Kita sama-sama tahu Jakarta yang kota global ini masih ada 90 RW yang berkategori kumuh dan miskin," tutur dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)