Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo saat membuka Seminar Internasional Inovasi Daerah dalam rangkaian Innovation Government Award (IGA) 2025 di Kempinski Grand Ballroom Jakarta. Do
Achmad Zulfikar Fazli • 10 December 2025 00:32
Jakarta: Kolaborasi multisektor dinilai sebagai fondasi utama bagi penguatan ekosistem inovasi yang berkelanjutan di Indonesia. Hal itu disampaikan Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo saat membuka Seminar Internasional Inovasi Daerah dalam rangkaian Innovation Government Award (IGA) 2025 di Kempinski Grand Ballroom Jakarta.
Yusharto mengapresiasi seluruh narasumber dari dalam dan luar negeri meliputi perwakilan dari Jepang, Turki, Amerika Serikat, UNDP, hingga lembaga internasional lainnya yang hadir untuk berbagi pengalaman dalam forum tersebut. Menurut dia, keikutsertaan para ahli dari berbagai negara menunjukkan inovasi tidak bisa berjalan sendiri. Ekosistemnya hanya dapat tumbuh jika dibangun melalui sinergi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media.
"Seminar ini kami selenggarakan dengan harapan dapat menjadi ruang pembelajaran bersama, untuk menggali praktik terbaik dari berbagai negara dan daerah," ungkap Yusharto, dalam keterangannya, dilansir Selasa, 9 Desember 2025.
Dia menegaskan dinamika pembangunan daerah yang semakin cepat, tekanan global, serta tingginya harapan masyarakat terhadap pelayanan publik menuntut pemerintah daerah melakukan lompatan besar dalam inovasi.
Dalam konteks tersebut, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 memberikan ruang luas bagi pemerintah daerah untuk berkreasi, serta menghadirkan model tata kelola yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik di wilayahnya.
Yusharto tidak menutup mata terhadap berbagai tantangan yang masih dihadapi sejumlah daerah, seperti keterbatasan kapasitas kelembagaan, pendanaan, hingga koordinasi lintas sektor. BSKDN terus mendorong penguatan ekosistem inovasi melalui pembinaan, sosialisasi, dan asistensi kepada daerah dengan nilai indeks inovasi yang rendah maupun stagnan.
"Kami bersama kementerian dan lembaga pemerintah dan non pemerintah terus menekankan pentingnya sinkronisasi dalam pembinaan inovasi, begitupun terkait mereplikasi praktik baik dari daerah lain," ujar dia.
Baca Juga:
Perubahan Zaman Bergerak Cepat, Kemendagi Tekankan Pentingnya Replikasi Inovasi |