50 Tahun Penerjunan Nanggala V di Timor Timur, Luhut Kenang Momen Pengorbanan Prajurit

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Dok. Istimewa.

50 Tahun Penerjunan Nanggala V di Timor Timur, Luhut Kenang Momen Pengorbanan Prajurit

Fachri Audhia Hafiez • 9 December 2025 18:39

Jakarta: Peringatan 50 Tahun Penerjunan Nanggala V di Timor Timur diselenggarakan di Jakarta Pusat, Senin, 8 Desember 2025. Kegiatan ini dihadiri para prajurit veteran, keluarga besar satuan, serta Komandan Grup 1 Kopassus Brigjen TNI Raden Nashrul Fathurrohman. 

Pada kesempatan tersebut, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan yang saat itu merupakan salah satu perwira muda dalam operasi lintas udara tersebut, membagikan kembali pengalaman pribadi yang ia lalui pada 7 Desember 1975.

Operasi Nanggala V merupakan penerjunan pasukan pertama Indonesia ke Dili, Timor Timur, dalam bagian awal Operasi Seroja. Luhut, yang kala itu berpangkat Letnan Satu dan menjabat sebagai Komandan Kompi, mengingat bagaimana para prajurit berbaris di bawah wing pesawat Hercules dengan ransel berat sambil menunggu perintah take-off. 
 



Ia juga mengingat pesan Asisten Intelijen Hankam/ABRI, Mayjen L. B. Moerdani, yang menyampaikan bahwa di antara para prajurit, “Pasti akan ada yang gugur,” sebuah pesan yang kemudian terbukti benar.

Dalam acara tersebut, Luhut menegaskan kembali bahwa operasi dilaksanakan dengan kondisi intelijen yang sangat terbatas. Informasi mengenai kekuatan musuh, cuaca, hingga medan pertempuran ternyata tidak akurat.

Ketika delapan pesawat Hercules memasuki wilayah udara Dili, rentetan tembakan antipesawat menyambut kehadiran pasukan Nanggala V. Serangan itu membuat pesawat melakukan manuver menghindar, sehingga puluhan personel lainnya termasuk Luhut gagal terjun dan terbawa hingga Kupang. 

Sementara itu, prajurit lainnya tetap turun dan langsung menghadapi pertempuran sengit. Salah satu yang gugur adalah Komandan Detasemen Mayor (Anumerta) Atang Sutrisna, yang momen wudhu terakhirnya sebelum berangkat masih diingat kuat oleh Luhut.


Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Dok. Istimewa.

Luhut menggambarkan bagaimana peristiwa tersebut menjadi titik yang mengikat batin antar prajurit. 

“Semangat anak buah dan komandan yang telah mendahului rasanya masih berjalan bersama saya sampai hari ini. Semangat itu hadir dalam keputusan-keputusan sulit yang harus saya ambil, dalam dorongan untuk tetap bekerja dengan hati, serta komitmen untuk tidak mengkhianati perjuangan yang ditunaikan dengan darah dan nyawa," ujar Luhut dalam peringatan tersebut. 

Peringatan 50 tahun ini digelar sebagai bentuk penghormatan bagi para prajurit yang gugur dan sebagai pengingat atas perjalanan sejarah penting bangsa. Para peserta menegaskan kembali nilai keberanian, keteguhan hati, serta dedikasi yang menjadi fondasi pengabdian para prajurit pada republik.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Fachri Audhia Hafiez)