Ambulans yang membawa jenazah dari petugas kesehatan yang dibunuh Israel. Foto: Anadolu
Tel Aviv: Militer Israel pada Minggu 20 April 2025 mengumumkan hasil investigasi internal atas insiden penembakan yang menewaskan 15 petugas medis dan penyelamat di Gaza pada 23 Maret lalu. Hasil penyelidikan tersebut menyimpulkan bahwa telah terjadi sejumlah "kegagalan profesional", termasuk pelanggaran prosedur dan laporan yang tidak akurat dari komandan lapangan.
Menurut pernyataan resmi militer, peristiwa tragis itu terjadi dalam tiga kali tembakan terpisah di satu lokasi dekat Kota Rafah, Gaza bagian selatan. Seluruh korban ditemukan seminggu kemudian dalam satu kuburan dangkal oleh pejabat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bulan Sabit Merah Palestina.
Mayor Jenderal Yoav Har-Even, yang memimpin tinjauan tersebut, menyebut bahwa penembakan awal terjadi setelah pasukan keliru mengidentifikasi sebuah ambulans sebagai kendaraan milik Hamas. Dua orang tewas dalam kejadian tersebut, sementara satu lainnya ditangkap dan diinterogasi karena diduga memiliki keterkaitan dengan kelompok militan. Namun, pria itu dibebaskan keesokan harinya setelah pemeriksaan lanjutan tidak menemukan bukti kuat.
“Pemeriksaan menunjukkan adanya pelanggaran perintah, kegagalan dalam pelaporan, serta kesalahan profesional lainnya,” demikian bunyi pernyataan militer, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin 21 April 2025.
Seorang komandan lapangan yang bertugas sebagai wakil komandan, yang juga merupakan anggota cadangan, akan dicopot dari jabatannya karena memberikan laporan yang tidak lengkap dan tidak akurat. Seorang perwira senior lainnya akan dikenai sanksi administratif.
Kesalahan identifikasi di medan tempur
Militer menjelaskan bahwa dua penembakan pertama merupakan akibat dari salah tafsir situasi di lapangan. Pasukan meyakini mereka menghadapi ancaman nyata dari militan bersenjata. Insiden ketiga terjadi akibat pelanggaran aturan keterlibatan selama operasi tempur.
Rekaman dari ponsel salah satu korban yang dipublikasikan oleh Bulan Sabit Merah Palestina menunjukkan personel penyelamat berseragam lengkap serta kendaraan darurat seperti ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang tampak jelas ditembak oleh tentara.
Dalam penjelasan kepada media, Har-Even menyebut bahwa pada penembakan kedua, sebanyak 12 orang tewas setelah pasukan menyerang sekelompok individu yang turun dari kendaraan darurat. Salah satu korban lainnya tewas dalam insiden ketiga. Militer menyalahkan “kondisi malam yang gelap” sebagai penyebab kegagalan identifikasi kendaraan penyelamat.
Juru bicara militer Effie Defrin menegaskan bahwa insiden tersebut berlangsung di “zona tempur yang kompleks” dan mengakui bahwa telah terjadi kekeliruan. Namun ia menekankan tidak ada upaya untuk menutup-nutupi kejadian tersebut, karena laporan insiden langsung disampaikan ke komando atas dan lembaga internasional.
“Tidak ada unsur kesengajaan atau penyangkalan. Kami segera melibatkan PBB dan organisasi internasional dalam penanganan kasus ini,” jelas Defrin.
Tudingan terhadap korban
Militer Israel juga menyatakan bahwa enam dari 15 korban yang tewas diduga memiliki kaitan dengan
Hamas. Namun, tidak ada bukti yang diberikan untuk mendukung klaim tersebut. Hamas membantah tuduhan itu secara terbuka.
Red Crescent dan PBB sebelumnya melaporkan bahwa total 17 tenaga medis dari berbagai lembaga, termasuk Bulan Sabit Merah Palestina, Dinas Darurat Sipil, dan tim PBB telah dikirim ke lokasi untuk merespons korban luka akibat serangan udara Israel.
Sekitar 15 menit setelah penembakan terhadap tim medis, pasukan Israel kembali menembaki kendaraan PBB. Militer menyebut penembakan tersebut sebagai “kesalahan operasional yang melanggar aturan”.
Militer juga mengakui bahwa pada fajar hari berikutnya, para prajurit menguburkan para korban secara darurat untuk mencegah pembusukan dan membersihkan jalur evakuasi bagi warga sipil. Namun, tindakan menghancurkan kendaraan dinas medis disebut sebagai kesalahan.
“Secara umum, tidak ada upaya untuk menyembunyikan kejadian ini, karena telah dikoordinasikan dengan PBB dan organisasi internasional untuk pengangkatan jenazah,” kata pihak militer dalam pernyataan lanjutan.
Saat ini, jaksa militer Israel masih melakukan penyelidikan terpisah, yang dapat berujung pada proses hukum terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tragedi ini.
(Muhammad Reyhansyah)