Riza Aslam Khaeron • 14 November 2025 15:57
Jakarta: Memilih jurusan kuliah bukan hanya soal minat, tetapi juga menyangkut masa depan karier. Dalam era persaingan kerja yang semakin ketat, banyak calon mahasiswa mencari jurusan yang peluang kerjanya tinggi dan tingkat penganggurannya rendah.
Berdasarkan data lapangan pekerjaan Amerika Serikat (AS) dari studi UTS Online yang dikutip oleh Newsweek (Juni 2024), serta tren kebutuhan industri di berbagai negara, terdapat sejumlah jurusan yang secara konsisten menunjukkan prospek kerja yang kuat.
1. Teknik Industri
Tingkat pengangguran: 0,2%
Jurusan ini mencatat angka pengangguran paling rendah dalam daftar. Lulusan teknik industri banyak dibutuhkan di sektor manufaktur, logistik, dan sistem produksi. Meskipun peluang kerja terbuka luas, tingkat underemployment yang cukup tinggi menunjukkan bahwa tidak semua lulusan langsung bekerja sesuai bidang atau jabatan idealnya.
2. Jasa Konstruksi
Tingkat pengangguran: 0,4%
Bidang ini menjadi salah satu dengan tingkat serapan kerja tinggi karena pertumbuhan proyek pembangunan di banyak negara. Namun, underemployment tertinggi dalam daftar menunjukkan bahwa lulusan sering mengawali karier dari level teknis atau pekerjaan yang tidak selalu menuntut gelar tinggi.
3. Tenaga Teknis Medis
Tingkat pengangguran: 0,4%
Tenaga teknis medis seperti analis laboratorium, teknisi radiologi, dan spesialis diagnostik sangat dibutuhkan dalam sistem layanan kesehatan. Meskipun penganggurannya rendah, banyak lulusan bekerja di posisi non-klinis atau harus menunggu sertifikasi lanjutan untuk bekerja sesuai bidang.
4. Ilmu Sosial Umum
Tingkat pengangguran: 0,6%
Jurusan ini menawarkan fleksibilitas kerja di bidang kebijakan publik, pendidikan, LSM, dan penelitian sosial. Meskipun angka pengangguran relatif rendah, studi menunjukkan bahwa hampir 29% lulusan menyatakan menyesal memilih jurusan ini karena prospek karier yang tidak selalu linier dan ketatnya kompetisi.
5. Keperawatan
Tingkat pengangguran: 1,3%
Keperawatan termasuk bidang dengan stabilitas kerja tinggi dan kebutuhan berkelanjutan di sektor kesehatan. Rendahnya angka underemployment memperlihatkan bahwa sebagian besar lulusan bekerja sesuai bidang, terutama di rumah sakit, puskesmas, dan klinik. Prospek luar negeri juga cukup terbuka.
6. Pendidikan Umum
Tingkat pengangguran: 1,5%
Jurusan ini mencetak lulusan yang dapat bekerja sebagai guru umum, pengembang kurikulum, atau pelatih pendidikan non-formal. Angka underemployment yang mendekati 20% menandakan bahwa sebagian bekerja di sektor yang tidak langsung berkaitan dengan pendidikan formal.
7. Pendidikan Dasar
Tingkat pengangguran: 1,5%
Jurusan ini menyiapkan lulusan menjadi guru SD, terutama di wilayah dengan kebutuhan guru tinggi. Tingkat underemployment tergolong rendah, menandakan efektivitas penempatan kerja setelah lulus, terutama di sektor publik.
8. Teknik Mesin
Tingkat pengangguran: 1,5%
Lulusan teknik mesin banyak dibutuhkan di bidang industri manufaktur, otomotif, hingga energi. Namun, angka underemployment yang cukup signifikan menunjukkan bahwa sebagian lulusan mungkin harus memulai karier di posisi entry-level atau non-rekayasa.
9. Ilmu Hewan dan Tumbuhan
Tingkat pengangguran: 1,9%
Jurusan ini berperan penting dalam ketahanan pangan, pertanian modern, dan konservasi. Lulusan umumnya bekerja di bidang riset, penyuluhan, dan industri agrikultur. Angka underemployment menunjukkan bahwa sebagian lulusan bekerja di sektor pendukung atau kewirausahaan pertanian.
10. Pendidikan Menengah
Tingkat pengangguran: 1,6%
Jurusan ini menyiapkan tenaga pendidik untuk SMP dan SMA. Permintaan tinggi untuk guru matematika, IPA, dan bahasa asing membuat prospek kerja tetap menjanjikan. Namun, angka underemployment menunjukkan bahwa proses penempatan bisa tidak langsung atau melalui jalur tidak formal.
Jurusan-jurusan di atas menunjukkan kinerja baik dalam hal penyerapan kerja dan relevansi dengan kebutuhan zaman. Namun demikian, penting untuk diingat bahwa keberhasilan karier tidak hanya ditentukan oleh jurusan, tetapi juga oleh keterampilan tambahan, kualitas pendidikan, pengalaman magang, serta kemampuan beradaptasi.
Dalam jangka panjang, jurusan yang sesuai dengan minat pribadi dan mampu mengasah kompetensi praktis akan jauh lebih menguntungkan daripada sekadar mengikuti tren. Menemukan keseimbangan antara minat dan peluang kerja adalah langkah bijak menuju karier yang berkelanjutan dan memuaskan.