Perang Tarif Bikin Saham AS di Wall Street Rontok

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Perang Tarif Bikin Saham AS di Wall Street Rontok

Ade Hapsari Lestarini • 28 February 2025 07:58

New York: Saham-saham di bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, mengalami kerugian besar pada perdagangan Kamis waktu setempat. Saham teknologi mengalami aksi jual tajam menyusul laporan laba terbaru Nvidia, dan investor sedang menilai kondisi ekonomi di tengah ancaman tarif baru Presiden AS Donald Trump.

Melansir Xinhua, Jumat, 28 Februari 2025, Dow Jones Industrial Average turun 193,62 poin atau 0,45 persen menjadi 43.239,5. Sementara S&P 500 turun 94,49 poin atau 1,59 persen menjadi 5.861,57. Serta Nasdaq Composite turun 530,84 poin atau 2,78 persen menjadi 18.544,42.

Adapun dari 11 sektor utama S&P 500, tujuh berakhir di zona merah, dengan teknologi dan utilitas memimpin penurunan, masing-masing turun 3,79 persen dan 2,23 persen. Sedangkan sektor keuangan dan energi memberikan sedikit dukungan, naik 0,57 persen dan 0,48 persen.
 

Tarif Trump guncang pasar


Sentimen pasar terpukul setelah Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi dalam unggahan media sosial, tarif barang impor dari Meksiko dan Kanada akan dilanjutkan sesuai rencana pada 4 Maret. Ia juga mengumumkan pada Rabu tarif 25 persen untuk Uni Eropa.

Klaim pengangguran di Amerika Serikat untuk minggu yang berakhir 22 Februari berjumlah 242 ribu yang disesuaikan secara musiman, naik 22 ribu dari level revisi minggu sebelumnya dan melampaui estimasi Dow Jones sebesar 225 ribu, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja yang dirilis Kamis.


Presiden AS Donald Trump. Foto: dok EPA.

 
Baca juga: Trump Bakal Mulai Kenakan Tarif Impor 25 Persen dari Meksiko dan Kanada


Angka ini merupakan yang tertinggi sejak awal Oktober 2024 dan muncul di tengah kekhawatiran yang lebih luas tentang pertumbuhan ekonomi dan sinyal yang meresahkan dari survei sentimen konsumen baru-baru ini.

Sementara itu, Trump telah memangkas tenaga kerja federal secara agresif melalui dewan penasihat Departemen Efisiensi Pemerintah yang dipimpin Elon Musk, yang mengakibatkan puluhan ribu pemutusan hubungan kerja, dengan pengurangan lebih lanjut yang diharapkan.

Di Washington, D.C., klaim baru mencapai 2.047, peningkatan 421, atau 26 persen, menandai level tertinggi untuk kota tersebut sejak 25 Maret 2023, lonjakan yang dimulai pada awal Januari.
 

Saham Nvidia ambruk 8,48%


Saham Nvidia turun 8,48 persen meskipun perusahaan tersebut mengalahkan ekspektasi untuk pendapatan dan laba pada kuartal keempat fiskal yang berakhir pada 26 Januari. 
Pembuat cip tersebut juga memberikan arahan yang kuat, menyoroti permintaan yang berkelanjutan yang didorong oleh perlombaan kecerdasan buatan. Namun, margin kotor kuartalannya turun, dan mencatatkan pendapatan terkecil dalam dua tahun, yang memicu kekhawatiran tentang apakah pemimpin pasar tersebut dapat mempertahankan momentumnya.

"Pendapatan Nvidia luar biasa, tetapi itu terjadi selama pasar saham yang sangat gelisah," kata kepala investasi di Main Street Research, James Demmert.

Presiden Fed Cleveland Beth Hammack mengatakan ia tidak memperkirakan adanya pemotongan suku bunga tambahan hingga inflasi menunjukkan tanda-tanda penurunan yang lebih jelas. Para pedagang kini dengan penuh semangat menunggu rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi pada hari Jumat, ukuran inflasi yang disukai Fed.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)