Panen padi dengan penerapan teknologi budidaya intensif di Cibitung. Foto: dok Bulog.
M Rodhi Aulia • 3 March 2025 22:58
Jakarta: Produksi beras di periode Januari-April 2025 diperkirakan akan mencapai angka tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Hal ini berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Produksi padi pada periode tersebut diprediksi mencapai 13,95 juta ton, meningkat 25,99% atau naik 2,88 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya.
Peneliti Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Eliza Mardian, menyebut peningkatan ini tidak lepas dari faktor cuaca yang lebih mendukung dibandingkan tahun lalu. Fenomena La Nina yang terjadi membawa curah hujan yang cukup untuk kebutuhan irigasi pertanian.
“Curah hujan yang cukup membantu ketersediaan air untuk irigasi. Namun jika curah hujan ini tidak terkendali bisa memicu banjir sehingga gagal panen,” ucap Eliza yang dikutip, Senin, 3 Maret 2025.
Baca juga: BPS: Nilai Tukar Petani Turun di Februari
Eliza juga menambahkan bahwa kondisi cuaca di 2025 lebih menguntungkan dibandingkan 2023 yang terdampak El Nino. “Dan memang kalau dibandingkan tahun kemarin yang masih terdampak El Nino 2023 ya, di tahun 2025 akan lebih tinggi dibandingkan 2024 kemarin karena cuacanya relatif menunjang,” jelasnya.
Selain faktor cuaca, keberhasilan produksi juga didukung oleh penggunaan varietas padi unggulan yang diberikan pemerintah. Saat ini, petani semakin banyak menggunakan varietas inpari 32, yang dinilai memiliki produktivitas lebih tinggi dan ketahanan lebih baik terhadap penyakit dibandingkan varietas sebelumnya seperti Ciherang.
“Varietas inpari 32 ini jadi banyak digunakan petani karena produksinya yang relatif tinggi dan tahan terhadap penyakit. Bantuan benih pemerintah inpari 32. Ini adalah langkah awal yang baik untuk mulai memperbaiki tata kelola produksi pangan kita dimulai dari hulunya,” ujar Eliza.
Dampak positif dari lonjakan produksi ini juga dirasakan langsung oleh para petani. Dengan adanya kepastian pasar dan rencana pemerintah untuk menyerap gabah dari petani, optimisme di kalangan petani semakin meningkat.
“Petani jika diberikan kepastian pasar, mereka akan semangat menanam. Kemungkinan wacana pemerintah yang akan menyerap gabah petani ini disambut positif oleh para petani,” kata Eliza.
Namun, ia mengingatkan agar pemerintah benar-benar menjalankan komitmennya dalam menyerap hasil panen petani, sesuai dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto. Hal ini untuk menghindari kekecewaan di kalangan petani yang telah bekerja keras selama musim tanam.
“Tinggal nanti ketika panen raya berlangsung pemerintah dapat menunaikan janjinya untuk betul-betul menyerap gabah sehingga tidak mengecewakan petani yang sudah bekerja keras untuk menyediakan pangan kita di dalam negeri,” tutupnya.