Ilustrasi. Foto: Dok MI
M Ilham Ramadhan Avisena • 3 March 2025 13:44
Jakarta: Nilai Tukar Petani (NTP) pada Februari 2025 tercatat 123,45, turun 0,18 persen dibandingkan Januari 2025. Penurunan terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 0,59 persen, lebih tinggi dibandingkan penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,32 persen.
"Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani nasional adalah cabai rawit, bawang merah, cabai merah, dan kakao," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin, 3 Maret 2025.
Subsektor yang mengalami peningkatan NTP di antaranya adalah tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, dan perikanan. Sedangkan subsektor peternakan dan hortikultura mengalami penurunan NTP.
Subsektor hortikultura, kata Amalia, mengalami penurunan NTP terdalam, yaitu sebesar 6,84 persen. Itu karena penurunan indeks yang diterima petani tercatat 7,08 persen, lebih besar dari penurunan indeks yang dibayarkan petani sebesar 0,25 persen.
"Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima adalah cabai rawit, bawang merah, cabai merah, tomat, dan kol kubis," jelas Amalia.
Dari data BPS, sebanyak 22 provinsi mencatatkan kenaikan NTP. Kenaikan tertinggi terjadi di Sulawesi Utara, yaitu 4,14 persen. Sedangkan 16 provinsi mengalami penurunan NTP. Penurunan terdalam terjadi di Sumatera Barat sebesar 2,79 persen.
Baca juga:
Bukan Daya Beli Turun, BPS Sebut Deflasi karena Diskon Listrik |