Hamas Akan Bebaskan Sandera AS Terakhir yang Masih Hidup

Hamas akan bebaskan sandera AS yang masih tersisa. Foto: Anadolu

Hamas Akan Bebaskan Sandera AS Terakhir yang Masih Hidup

Fajar Nugraha • 12 May 2025 09:26

Gaza: Kelompok pejuang Palestina, Hamas mengatakan bahwa mereka akan membebaskan sandera Israel-Amerika, Idan Alexander. Pembebasan ini sebagai bagian dari upaya yang sedang berlangsung untuk mencapai gencatan senjata di Gaza.

Hamas mengatakan bahwa sebagai bagian dari upaya yang dilakukan oleh para mediator untuk mencapai gencatan senjata, kelompok tersebut telah berunding dengan pemerintah AS selama beberapa hari terakhir dan bahwa mereka menyatakan "tingkat positif yang tinggi."

Alexander, seorang prajurit yang bertugas di unit infanteri elite di perbatasan Gaza, diketahui sebagai sandera Amerika terakhir yang tersisa di Gaza yang masih hidup. Pembebasannya, kata pernyataan itu, akan menjadi salah satu dari beberapa langkah yang bertujuan untuk memfasilitasi gencatan senjata, membuka kembali penyeberangan perbatasan dan mengizinkan bantuan kemanusiaan dan pasokan bantuan ke Jalur Gaza.

Hamas juga menyatakan kesediaannya untuk memasuki negosiasi intensif dan segera yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata final, pertukaran tahanan yang disetujui bersama, dan pembentukan badan profesional independen untuk memerintah Gaza.

Kelompok tersebut mengatakan bahwa kerangka kerja seperti itu akan membantu memastikan ketenangan dan stabilitas jangka panjang di samping rekonstruksi dan pencabutan blokade Israel. Hamas juga memuji upaya mediasi yang sedang berlangsung oleh Qatar dan Mesir serta Turki.

Israel memperkirakan bahwa 59 tawanan masih berada di Gaza, termasuk 21 orang yang diyakini masih hidup. Sementara itu, lebih dari 9.900 warga Palestina dipenjara di Israel, di mana kelompok-kelompok hak asasi manusia melaporkan penyiksaan yang meluas, kelaparan, dan pengabaian medis, yang mengakibatkan beberapa kematian.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa AS memberi tahu Israel tentang niat Hamas untuk membebaskan Alexander sebagai isyarat niat baik kepada Washington dan "tanpa syarat atau pertukaran apa pun." Kantor Netanyahu mengatakan langkah tersebut diharapkan akan mengarah pada negosiasi pembebasan tawanan tambahan berdasarkan proposal awal dari utusan khusus Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, yang sebelumnya disetujui Israel.

Pernyataan tersebut menambahkan bahwa Israel tengah mempersiapkan kemungkinan pembebasan tersebut.

"Sesuai dengan kebijakan Israel, negosiasi akan dilakukan di bawah tekanan, dengan komitmen penuh untuk mencapai semua tujuan perang," sebut pernyataan itu, seperti dikutip Anadolu, Senin 12 Mei 2025.

Belum ada komentar langsung dari pejabat AS atau Palestina terkait pernyataan tersebut.

Situs berita Israel, Walla mengutip pernyataan pejabat Israel bahwa Tel Aviv berkewajiban untuk menerapkan gencatan senjata sementara untuk memastikan pembebasan Alexander.

Harian Israel Hayom melaporkan bahwa gencatan senjata tersebut diperkirakan hanya berlangsung beberapa jam.

Dikatakan juga bahwa Israel akan mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza sebagai bagian dari pengaturan pembebasan Alexander, yang diperkirakan akan berlangsung dalam 48 jam ke depan.

Mengutip sumber Israel yang tidak disebutkan namanya, Israel Hayom mengatakan Tel Aviv akan membuka penyeberangan perbatasan untuk memfasilitasi pengiriman bantuan ke Gaza sebagai bagian dari proses tersebut, sementara juga menyatakan bahwa tidak ada tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai ganti Alexander.

Channel 13 melaporkan bahwa Israel bukan pihak dalam perjanjian tersebut dan baru diberitahu setelah kesepakatan tersebut dikoordinasikan. Channel 12, mengutip sumber Israel yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa beberapa hari terakhir muncul tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Hamas dapat membebaskan Alexander, meskipun Israel tidak terlibat dalam negosiasi tersebut.

Pembebasan yang diantisipasi tersebut terjadi menjelang tur Trump yang dijadwalkan ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab mulai Selasa hingga Jumat. Rencana perjalanan tersebut tidak termasuk kunjungan ke Israel.

Perjalanan tersebut dilakukan di tengah laporan tentang meningkatnya ketegangan antara Trump dan Netanyahu, termasuk tuduhan bahwa Trump telah memutus komunikasi langsung karena adanya kecurigaan bahwa Netanyahu memanipulasi pemerintahan AS.

Usulan Witkoff pada bulan Maret mencakup pembebasan lima tawanan Israel dengan imbalan gencatan senjata selama 50 hari, pembebasan tahanan Palestina, pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan dimulainya negosiasi untuk tahap kedua, menurut media Israel.

Hamas sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya tidak menolak rencana Witkoff dan menuduh Netanyahu melanjutkan perang untuk menyabotase perjanjian tersebut.

Lebih dari 52.800 warga Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan November lalu untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantung tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)