Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 8 November 2025 17:30
Jakarta: BCA Research meyakini emas dan bitcoin akan memberikan imbal hasil jangka panjang yang kuat. Namun begitu, aset digital ini kemungkinan akan berkinerja lebih baik karena investor semakin beralih dari aset fisik ke aset digital.
Setelah melemah 10 persen menyusul reli tajam tahun ini, para ahli strategi BCA mengatakan koreksi emas sebagian besar telah berlalu, sambil tetap mempertahankan daya tarik jangka panjangnya.
"Efek jaringan yang menjadikan emas sebagai aset asuransi fisik pilihan akan menghasilkan kinerja jangka panjang yang lebih baik dibandingkan komoditas lainnya," tulis tim yang dipimpin oleh Dhaval Joshi dalam sebuah laporan dikutip dari Investing.com, Sabtu, 8 November 2025.
Nilai emas, kata mereka, berasal dari perannya sebagai aset asuransi dalam sistem uang fiat, sebuah fungsi yang diperkuat oleh keyakinan kolektif investor dan perilaku bank sentral.
"Nilai emas yang sebenarnya berasal dari efek jaringan yang menjadikan emas sebagai aset asuransi pilihan dalam rezim moneter fiat," kata para ahli strategi.
Lembaga riset tersebut mengidentifikasi tiga pendorong utama nilai jangka panjang emas, yaitu tingkat kekayaan global, porsi kekayaan yang dialokasikan untuk aset asuransi, dan ketersediaan alternatif.
Bitcoin, katanya, telah muncul sebagai pesaing baru untuk faktor ketiga. Nilai bitcoin, yang juga disebut sebagai emas digital, juga muncul dari efek jaringan yang menjadikannya aset asuransi digital yang lebih disukai, catat para ahli strategi.
Dengan kapitalisasi pasar bitcoin sekitar USD2 triliun dibandingkan dengan sekitar USD30 triliun untuk emas, BCA memperkirakan potensi keuntungan jangka panjang yang jauh lebih besar untuk mata uang kripto seiring investor bermigrasi ke aset digital.
"Investor jangka panjang juga sebaiknya memiliki bitcoin. Pangsa pasar aset asuransi yang meningkat memberinya tiga daya tarik jangka panjang dibandingkan dengan dua daya tarik emas," kata tim tersebut.
Streaming (1).jpg)