Konferensi pers pertemuan Presiden Prabowo Subianto (kanan) dengan Presiden NDB Dilma Rousseff (kiri). Foto: Tangkapan layar Youtube Setpres.
Yakub Pryatama Wijayaatmaja • 25 March 2025 20:22
Jakarta: Indonesia resmi bergabung dengan sebagai anggota New Development Bank (NDB). Keputusan itu dinilai dapat mendorong percepatan transformasi pembangunan nasional.
“Saya pikir bank pembangunan multilateral yang baru ini dapat menjadi pendorong kuat untuk mempercepat strategi transformasi kita,” kata Presiden Prabowo Subianto saat dikutip dari Media Indonesia, Selasa, 25 Maret 2025.
Kepala Negara menyampaikan bergabungnya Indonesi sebagai anggota NDB karena diundang Presiden NDB Dilma Rousseff. Undangan tersebut dibahas dengan tim Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
“Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk bergabung dengan New Development Bank dan mengikuti prosedur serta persyaratan yang telah diberikan kepada kami,” tegas Prabowo.
Sementara itu, Presiden NDB Dilma Rousseff gembira keputusan Indonesia untuk bergabung.
Menurut Rousseff, Indonesia merupakan negara penting di kawasan dan dunia, serta memiliki kesamaan visi dengan NDB dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di negara-negara berkembang.
“Indonesia adalah negara yang sangat penting di kawasan ini, di dunia, dan bagi Bank BRICS. Karena kami adalah negara berkembang di pasar yang sedang tumbuh, dan penting bagi kami membangun aliansi seperti ini,” kata Rousseff.
Rousseff juga mengapresiasi perencanaan pembangunan Indonesia yang dinilainya jelas. Rousseff menyampaikan bahwa Indonesia dan NDB memiliki kesamaan prioritas dalam sektor investasi, termasuk infrastruktur, logistik, jalan, rel kereta, pelabuhan, bandara, konektivitas digital, dan transisi energi. Ia secara khusus memuji pencapaian Indonesia dalam penggunaan biofuel.
“Indonesia adalah negara yang memimpin dalam biofuel seperti biodiesel dengan capaian 40 persen. Saya sangat terkesan dengan hal ini,” ujar dia.
NDB ialah bank yang didirikan oleh negara-negara tergabung pada BRICS. Bank NDB punya tugas membiayai proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di negara berkembang.
NDB disebut punya modal awal senilai 100 miliar dolar Amerika Serikat. Modal itu sudah didistribusikan untuk membantu negara-negara anggota BRICS.