Ilustrasi. Medcom.id.
Bandung: Selain Sesar Lembang, analis yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung Jawa Barat (Jabar) adanya sumber gempa lain yang juga bisa menguncang wilayah Kota Bandung yaitu pengaruh dari adanya zona penunjaman atau intraslab.
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, PVMBG, Supartoyo, menerangkan zona penunjaman merupakan area pertemuan antar dua lempeng tektonik yang bertemu pada batas konvergen.
Di mana satu lempeng menunjam ke bawah lempeng lainnya, serta bisa menciptakan aktivitas vulkanisme dan gempa bumi. Atas hal tersebut, mitigasi yang dilakukan BPBD Kota Bandung sifatnya harus berupa fisik atau structural, yaitu membangun bangunan tahan gempa bumi, lalu jika ada bangunan yang kurang kuat harus dilakukan penguatan.
“Kemudian tentukan tempat evakuasi. Lalu berikutnya sering-seringnya berlatih. Supaya penduduk tidak bingung kalau terjadi guncangan gempa bumi kemana harus melakukan evakuasi," kata Supartoyo dalam keterangan pers, Selasa, 26 Agustus 2025.
Supartoyo menjelaskan upaya mitigasi seperti itu harus dilakukan, apalagi di Kota Bandung banyak gedung-gedung tinggi yang tentunya harus diperhatikan oleh Pemkot Bandung.
"Kalau misalnya berada di lantai 3, lantai 4, lantai 5, bahkan lantai 10, itu kemana harus evakuasi? Itu harus ditentukan simulasi dan tentunya diskenariokan," jelasnya.
Supartoyo menambahkan terkait dengan meningkatnya aktivitas Sesar Lembang hingga terjadi beberapa kali gempa di Wilayah Bandung Raya, itu masih dalam skla kecil. Seperti diketahui rentetan gempa akibat Sesar Lembang tersebut dalam sepekan terakhir terasa di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Cimahi yang berkekuatan 1,8 magnitudo, 2,3 magnitudo, dan 1,7 magnitudo.
“Rentetan gempa akibat Sesar Lembang yang terjadi tidak terlalu berdampak signifikan karena skalanya masih kecil. Kecuali kalau guncangan-guncangan pada skala 2 atau 3 MMI (Modified Mercalli Intensity) pada bagian barat itu bisa berdampak,” ungkap Supartoyo.
Kendati demikian kata Supartoyo, masyarakat harus tetap waspada karena dengan adanya rentetan gempa itu membuktikan bahwa Sesar Lembang aktif dan kejadian itu juga bukan pertama kali. Bahkan beberapa diantaranya ada yang bersifat merusak, artinya mengakibatkan kerusakan bangunan seperti di Kampung Muril KBB.