KTT ke-17 BRICS berlangsung di Rio de Janeiro, Brasil, 6-7 Juli 2025. (Anadolu Agency)
Naufal Zuhdi • 8 July 2025 12:36
Jakarta: Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto menegaskan komitmennya terhadap perdamaian dunia dalam sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang berlangsung di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu, 6 Juli 2025 waktu setempat.
Merespons hal itu, Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengungkapkan proporsi ekonomi negara BRICS mengalami peningkatan yang cukup tajam. Pada 1990 misalnya, Huda menyebut proporsi ekonomi negara BRICS hanya 15,66 persen. Kemudian pada 2022, proporsi ekonomi negara BRICS mencapai 32 persen.
"Bergabung dengan BRICS, akan memberikan keuntungan bagi Indonesia untuk bisa lepas dari pasar tradisional seperti AS dan Eropa," kata Huda saat dihubungi, dikutip Selasa, 8 Juli 2025.
Huda mengungkapkan, Eropa sebenarnya sudah mulai usil dengan kebijakan ekspor Indonesia dimana sering terlibat perselisihan dalam hal perdagangan global. Salah satunya adalah hambatan EUDR untuk komoditas kelapa sawit.
"Ada kekhawatiran Trump karena pengaruh AS terhadap ekonomi global semakin menurun dengan semakin besarnya porsi ekonomi BRICS," papar dia.
Baca juga: Pemerintah Kudu Hadapi Tarif AS dengan Kalkulasi Matang |